Selasa 18 Apr 2023 19:18 WIB

BI: Uang Pecahan Rp 20 Ribu Banyak Dicari Masyarakat

BI belum melihat adanya keperluan penambahan uang layak edar.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Warga menunjukkan uang pecahan baru usai penukaran di Pasar Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Rabu (29/3/2023). Bank Indonesia (BI) menangkap animo yang cukup tinggi dari masyarakat yang menukarkan uang menjelang Lebaran Idul Fitri 2023.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga menunjukkan uang pecahan baru usai penukaran di Pasar Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Rabu (29/3/2023). Bank Indonesia (BI) menangkap animo yang cukup tinggi dari masyarakat yang menukarkan uang menjelang Lebaran Idul Fitri 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menangkap animo yang cukup tinggi dari masyarakat yang menukarkan uang menjelang Lebaran Idul Fitri 2023. Deputi Gubernur BI Aida S Budiman mengatakan per 17 April 2023, uang rupiah layak edar pada Ramdhan sebanyak Rp 195 triliun sudah terealisasi 81 persen atau Rp 157,96 triliun.

"Animo masyarakat sangat tinggi sekali terutama pada pecahan Rp 20 ribu, Rp 50 ribu, dan Rp 100 ribu. Realisasinya di atas 100 persen untuk persentase penarikannya," kata Aida dalam konferensi pers RDG Bulanan BI April 2023, Selasa (18/4/2023).

Baca Juga

Meskipun animo masyarakat tinggi, Aida mengungkapkan BI tidak melihat adanya keperluan penambahan uang layak edar tersebut. Meskipun begitu, Aida menegaskan BI akan selalu siap untuk melakukan penambahan jika diperlukan.

 Dia menuturkan, animo masyarakat cukup baik didukung dengan upaya upaya penukaran uang di daerah dan pusat keramaian. "Bahkan penukaran uang juga tersedia di pelabuhan dan rest area. Bahkan di rest area selama masa mudik juga tersedia," kata Aida.

Aida menambahkan, uang yang diedarkan per kuartal I 2023 mencapai Rp 948,8 triliun. Dia memperkirakan uang beredar akan tumbuh 6,43 persen pada akhir 2023 sehingga mencapai Rp 1.092 triliun.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement