Selasa 18 Apr 2023 21:27 WIB

TNI Masih Cari Empat Prajuritnya Setelah Penyerangan KKB di Nduga

Panglima TNI menaikkan status operasi di Papua menjadi Siaga Tempur.

 Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono (tengah) berjalan bersama stafnya di Pangkalan Udara Juanda di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/4/2023). Panglima TNI pada Selasa menolak klaim kelompok separatis bahwa mereka telah membunuh lebih dari selusin tentara pemerintah yang sedang mencari seorang pilot Selandia Baru yang disandera oleh para pemberontak di wilayah Papua yang bergolak.
Foto: AP Photo/Trisnadi
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono (tengah) berjalan bersama stafnya di Pangkalan Udara Juanda di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/4/2023). Panglima TNI pada Selasa menolak klaim kelompok separatis bahwa mereka telah membunuh lebih dari selusin tentara pemerintah yang sedang mencari seorang pilot Selandia Baru yang disandera oleh para pemberontak di wilayah Papua yang bergolak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--TNI masih mencari empat prajuritnya yang keberadaannya saat ini belum diketahui setelah mereka dihadang dan diserang oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Mugi-Man, Nduga, Papua. Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengaku kabar empat prajurit itu belum diketahui sampai hari ini.

"Yang masih belum terkonfirmasi sampai sekarang ini empat personel, kami masih cari bersama," kata Laksamana Yudo di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua, dalam rekaman yang disiarkan Pusat Penerangan TNI di Jakarta, Selasa (18/4/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan fokus TNI saat ini mengevakuasi korban luka-luka. Yaitu tiga prajurit kena luka tembak, dan satu luka karena terjatuh. Empat prajurit itu pada Selasa berhasil dievakuasi, dan telah berbincang-bincang dengan Panglima TNI.

"Alhamdulilah, kondisi mereka sehat semuanya, masih bisa melihat saya langsung, bilang selamat siang Panglima! berarti masih sadar. Tadi saya jemput di sana dengan Pak KSAD (Jenderal TNI Dudung Abdurachman). Ada juga yang bilang Komando! Artinya mereka masih sadar. Alhamdulilah, mudah-mudahan mereka bisa sehat kembali, dan pulih dari luka yang diderita," kata Panglima TNI.

Sementara itu, evakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin, prajurit dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, belum bisa dilakukan karena terkendala cuaca.

"Kami usahakan untuk dievakuasi, tetapi sampai saat ini belum berhasil karena cuaca. Kami prioritaskan (evakuasi) mereka-mereka yang luka-luka. Hari ini bisa kami angkut semuanya," kata Yudo.

Pratu Miftahul Arifin gugur pada Ahad (15/4/2023) setelah diserang oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua. Pratu Arifin gugur saat menyisir wilayah Mugi-Man, Nduga, mencari pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, yang disandera oleh KKB sejak Februari 2023.

Di lokasi penyisiran itu, Panglima menyampaikan ada 36 prajurit TNI yang mencari keberadaan pilot Susi Air. Namun, pasukan kemudian dihadang dan diserang oleh KKB.

"Kemarin, pasukan kami menerima informasi keberadaan pilot di sana, yang mana harapan kami bisa ada komunikasi, koordinasi supaya diserahkan, mungkin tidak perlu kekerasan. Harapan kami seperti itu, tetapi ternyata belum sampai sama di jalan sudah dihadang, ditembaki," kata Yudo.

Dari baku tembak KKB dan TNI itu, satu prajurit gugur, dan tiga prajurit kena luka tembak, satu luka karena terjatuh. Akibat insiden itu, Panglima TNI pun meningkatkan status operasi, yang mulanya menggunakan pendekatan halus (soft approach) menjadi siaga tempur, khususnya di daerah-daerah yang dinilai rawan teror KKB.

"Di daerah-daerah tertentu (yang rawan) kami ubah menjadi operasi siaga tempur. Di Natuna itu ada operasi siaga tempur laut, di sini ada operasi siaga tempur darat. Artinya, ditingkatkan, dari yang tadinya soft approach, dengan menghadapi serangan seperti yang terjadi pada 15 April lalu tentunya kami tingkatkan menjadi siaga tempur," kata Panglima.

Walaupun demikian, Yudo menegaskan tidak ada penambahan personel yang dikirim ke Papua termasuk untuk operasi pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air. Langkah yang dilakukan TNI dalam waktu dekat merotasi pasukan yang ditugaskan ke Papua.

"Tentunya, pasukan yang sudah lama bertugas mungkin morilnya turun, ya kami ganti dengan yang baru," kata Laksamana Yudo.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement