Rabu 19 Apr 2023 06:48 WIB

Legislator: Stasiun Manggarai Belum Layak Jadi Pusat Transit

Anggota DPR sebut Stasiun Manggarai belum layak menjadi pusat transit.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bilal Ramadhan
Penumpang bersiap menaiki KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta. Anggota DPR sebut Stasiun Manggarai belum layak menjadi pusat transit.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Penumpang bersiap menaiki KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta. Anggota DPR sebut Stasiun Manggarai belum layak menjadi pusat transit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keruwetan masih terus terjadi setiap hari di Stasiun Manggarai, terutama pada waktu berangkat dan pulang kerja. Penumpukan penumpang terjadi antara lain karena masih minimnya layanan eskalator atau lift yang tersedia.

Hal itu ditemui Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, yang kembali melakukan inspeksi mendadak di Stasiun Manggarai, Senin (17/4) sore. Sidak itu merupakan respons Andre atas banyaknya keluhan masyarakat pengguna jasa di Stasiun Manggarai.

Baca Juga

Andre melakukan pemantauan kondisi menjelang waktu pulang kantor, salah satunya jalur layang untuk KRL Bogor-Jakarta Kota lantai tiga. Terjadi antrean penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan dengan berganti kereta maupun ke luar stasiun.

Selain itu, pemantauan dilakukan di jalur KRL yang ada di lantai satu. Setelah sidak, Andre menemukan sejumlah permasalahan seperti penumpukan penumpang karena eskalator dan lift minim, sehingga penumpang harus berdesakan saat naik-turun.

Laporan yang didapatkan, eskalator dan lift yang ada sering tidak beroperasi. Selain itu, ia mengingatkan, Stasiun Manggarai tidak memiliki lahan parkir yang layak, akses jalan masih kecil dan lokasinya berada di daerah padat penduduk.

"Laporan yang saya dapatkan, eskalator dan lift yang ada sering tidak beroperasi," kata Andre, Selasa (18/4/2023).

Stasiun Manggarai dinilai semakin padat setelah berlaku kebijakan mengharuskan penumpang transit. Menurut Andre, Kementerian Perhubungan terkesan memaksakan Stasiun Manggarai jadi stasiun sentral, walau terlihat masih belum layak.

"Saran saya, sebelum Stasiun Manggarai dipastikan mampu menampung 100 ribu penumpang per hari, DJKA jangan memaksakan semua penumpang KRL harus transit di stasiun ini. Benahi dulu sarana dan prasarananya," ujar Andre.

Andre meminta Kementerian Perhubungan agar tidak memaksakan hasil kajian tahun 1987 yang merekomendasikan Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral. Termasuk, untuk kereta jarak jauh diterapkan 2023 karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Sebelumnya, Andre sempat pula mengecek sarana dan prasarana KRL dari Stasiun Rawa Buntu ke Stasiun Palmerah pada Senin (10/4) lalu. Andre naik KRL di waktu berangkat kerja yang terkenal sebagai jam sibuk dan cukup padat penumpang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement