Ahad 23 Apr 2023 11:02 WIB

Tetap Sehat Setelah Lebaran, Empat Hal Ini Harus Dilakukan

Saat momen Lebaran, penting untuk mengingat metode 415. Apa itu?

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Kue Lebaran (ilustrasi).
Foto: Mgrol100
Kue Lebaran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya hidangan makanan saat perayaan Idul Fitri membuat orang "terjebak" dalam konsep makan berlebihan. Meski banyaknya pilihan makanan yang tersaji, Anda tak perlu "lapar mata" agar kesehatan tetap terjaga setelah menghabiskan dua hari Lebaran.

Pakar nutrisi dr Tan Shot Yen memaparkan cara agar tetap sehat setelah Lebaran. “Makan sehat setelah Lebaran, kuncinya adalah saat Lebaran itu sendiri,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Secara lugas, dr Tan menjelaskan beberapa hal yang harus diingat dan dilakukan agar tetap sehat setelah Lebaran:

1. Jangan masak berlebihan

Saat Lebaran biasanya semua orang masak sampai berlimpah, sampai akhirnya mereka pusing sendiri. Jika kulkas mulai penuh dengan makanan-makanan yang tidak habis, artinya ini sudah menunjukkan Anda masak berlebihan.

“Kalau keluarga kecil, ya walaupun bakal kedatangan tamu, paling mentok nih tambahin porsi satu. Jadi misal biasanya cuma masak setengah ekor ayam, jadi tambah satu ekor ayam sepertinya cukup deh,” kata dr Tan.

Masak secukupnya, juga bisa menuntun Indonesia untuk tidak perlu lagi menjadi bangsa yang membuang makanan. Namun jika sudah terlanjur masak berlebih, berbagilah ke orang sekitar, jangan sampai terbuang.

2. Berolahraga

Bagi dr Tan, momen mudik bisa menjadi salah satu sumber aktivitas fisik. Paling mudah adalah mengajak main keponakan atau saudara, yang usianya masih anak-anak. Misalnya berlari-lari bermain petak umpet, atau menggendong mereka di atas pundak.

“Mumpung libur. Jadi hari libur jangan mager. Biasanya kita senang kalau kumpul saudara pasti ada anak-anak, pokoknya krucil-krucil deh. Mulai dipanggul di pundak, itu keren. Atau jalan-jalan, jangan sekadar naik mobil tapi juga perbanyak jalan kaki,” kata dia.

3. Metode 415

Dr Tan menegaskan untuk selalu mengingat metode 415, bukan hanya pada saat Lebaran, namun juga diingat setiap hari. Metode ini berarti 4 sendok makan gula, setiap orang hanya boleh maksimal makan total empat sendok makan gula. Termasuk gula-gula alami dari buah ataupun karbohidrat, jadi harus benar-benar diperhatikan apa saja yang sudah dimakan dalam sehari.

Kemudian 1 sendok makan garam, sama halnya dengan gula, setiap orang hanya boleh maksimal makan total satu sendok garam. Dan 5 sendok makan lemak, yang biasanya bersumber dari makanan yang digoreng atau protein hewani. Jika apa yang dikonsumsi melebihi dari 415 maka dapat menyebabkan obesitas.

Obesitas merupakan akar segala penyakit berbahaya. “Yang disebut pola makan sehat itu tidak menghilangkan satu komponen, harus ada semua komponen. Jadi diet yang buruk adalah menghilangkan salah satunya, misal menghilangkan karbo, nah itu nggak bener, antilemak juga nggak bener,” kata dr Tan.

4. Jangan "bercerai" dengan dokter

Bagi mereka yang memiliki komorbid, dari mulai puasa sudah harus mulai bertanya pada dokter, boleh puasa atau tidak. Misalnya punya komorbid diabetes, ada yang masih pradiabetes, ada yang berkisar 160-200, ada lagi yang sudah di atas 300, tentu ini tahapan-tahapan yang tidak sama dalam hal penanganannya.

Ketika hendak mudik namun tak sempat ke dokter, jangan lupa bawa tensimeter atau alat ukur gula darah, jika memang sudah punya sendiri di rumah. “Kalau mudik tolong dibawa. Dengan demikian kita tidak denial karena tak lagi bicara jumlah kalori. Sebab makan kalau udah masuk tubuh itu bubar jalan, soal kuantitas dan kualitas itu sama pentingnya,” kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement