Tradisi Ramadhan yang Diwariskan Ottoman untuk Palestina

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah

Rabu 19 Apr 2023 14:13 WIB

Umat Islam melaksanakan shalat tarawih pada malam hari pertama bulan suci Ramadhan di Turki di masjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki, Rabu (22/3/2023). Tradisi Ramadhan yang Diwariskan Ottoman untuk Palestina Foto: AP Photo/Emrah Gurel Umat Islam melaksanakan shalat tarawih pada malam hari pertama bulan suci Ramadhan di Turki di masjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki, Rabu (22/3/2023). Tradisi Ramadhan yang Diwariskan Ottoman untuk Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Duta Besar Palestina untuk Turki Faed Mustafa menceritakan tentang tradisi Ramadhan Palestina yang diwariskan dari Ottoman dan nilai-nilai bersama yang menyatukan orang Turki dan Palestina dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu.

“Saya pikir aspek terindah dari bulan suci (Ramadan) adalah menyatukan keluarga,” kata Mustafa dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (19/4/2023).

Baca Juga

Mustafa mengatakan selama Ramadhan di Palestina buka puasa di keluarga besar selalu diadakan. Menurutnya, ini memperkuat ikatan cinta di masyarakat.

"Keluarga tawanan (warga Palestina di penjara Israel) dan para martir dirawat. Keluarga-keluarga ini diberi hadiah bulan ini. Meskipun penghormatan khusus ditunjukkan kepada keluarga-keluarga ini sepanjang tahun, bahkan lebih banyak perhatian ditunjukkan selama Ramadhan,” kata Mustafa.

Mengacu pada nilai-nilai umum yang dimiliki oleh kedua masyarakat tersebut, Mustafa mengatakan pemerintahan Ottoman di Palestina selama lebih dari 400 tahun berkontribusi besar pada interaksi antara masyarakat Turki dan Palestina.

"Ada banyak nilai umum yang menyatukan orang Turki dan Palestina. Kedua negara adalah bagian dari Kekaisaran Ottoman. Oleh karena itu, ada tradisi yang menyatukan kedua negara,” ujarnya.

Tradisi Ramadan Palestina diwarisi dari Ottoman

Menurut Mustafa, banyak tradisi Ramadhan di Palestina diwarisi dari Ottoman. Ini termasuk memberikan perhatian khusus pada dekorasi selama Ramadhan, seperti menghias jalan-jalan di Yerusalem kuno.

“Mendekorasi jalanan untuk Ramadhan adalah tradisi yang dihormati waktu dari era Ottoman,” katanya.

Tradisi lain yang masih kuat selama berabad-abad di kedua negara adalah memainkan genderang Ramadhan untuk membangunkan orang sebelum sahur Kemudian sholat tarawih di Masjid al-Aqsa juga merupakan salah satu tradisi yang coba dipertahankan warga Palestina hingga hari ini.

“Namun, warga Palestina mengalami kesulitan sholat di al-Aqsa karena hambatan yang telah ditempatkan Israel untuk mencapai Yerusalem,” ujarnya.

Utusan itu memulai wawancara dengan memperingati mereka yang kehilangan nyawa dalam gempa bumi kembar yang melanda wilayah selatan Tukri pada 6 Februari, dan mengatakan itu adalah peristiwa yang menyedihkan dan tragis.

“Kami berbagi rasa sakit satu sama lain, kami berdiri dalam solidaritas. Mereka yang terkena dampak gempa sangat menderita. Rakyat kami di Palestina berbagi rasa sakit dengan persaudaraan rakyat Turki,” kata Duta Besar Mustafa.

Istri duta besar, Kifah Um Tarik, mengatakan Ramadhan disambut dengan gembira di Palestina, seperti di seluruh dunia Muslim, dan warga Palestina mendekorasi rumah mereka. Um Tarik menambahkan keluarga Palestina juga saling mengundang untuk makan malam berbuka puasa sebagai tradisi Ramadhan.

Setelah menghabiskan delapan kali Ramadhan di Turki sebagai sebuah keluarga, Um Tarik berujar, dia memiliki banyak teman dan saling mengunjungi satu sama lain selama Ramadhan.

"Kami merasa seperti berada di rumah kami di sini. Kami tidak merasa seperti orang asing ketika mengunjungi rumah teman-teman Turki kami,” ujar Um Tarik.

Dia menambahkan mereka merasakan cinta dan kebahagiaan setiap kali mengunjungi teman-teman Turki mereka. “Hidangan tradisional seperti makanan penutup maqlooba, maftoul, mansaf, dan kadayif, kue suwir yang dipanggang di oven dengan isian pistachio dalam sirup kental adalah makanan wajib buka puasa di Palestina,” kata Um Tarik.

Terpopuler