Rabu 19 Apr 2023 16:22 WIB

Pemprov Jabar akan Gelar Shalat Idul Fitri di Masjid Raya Al Jabbar

Masyarakat bisa mengikuti shalat Idul Fitri di Masjid Raya Al Jabbar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Irfan Fitrat
Jamaah melaksanakan shalat Tarawih di Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/3/2023).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Jamaah melaksanakan shalat Tarawih di Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Masjid Raya Al Jabbar di Kota Bandung akan menjadi pusat pelaksanaan shalat Idul Fitri tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar). Ini akan menjadi pelaksanaan shalat Id perdana di masjid Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar itu.

Biasanya shalat Idul Fitri tingkat Provinsi Jabar dilaksanakan di Lapangan Gasibu, Kota Bandung.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jabar Ika Mardiah mengatakan, karena akan dipusatkan di Masjid Raya Al Jabbar, maka pemprov tidak akan menyelenggarakan shalat Idul Fitri di Lapangan Gasibu.

Pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Masjid Raya Al Jabbar rencananya dimulai pukul 06.00 WIB hingga 08.00 WIB. Imam shalat Id ini rencananya KH Rif’at Aby Syahid, yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Alquran Al-Falah I Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Adapun khatibnya direncanakan Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof Mahmud. “Rencananya Gubernur Jabar Ridwan Kamil akan hadir dalam pelaksanaan shalat Id di Masjid Raya Al Jabbar ini,” ujar Ika, Rabu (19/4/2023).

Ika mengatakan, pelaksanaan shalat Idul Fitri di Masjid Raya Al Jabbar ini terbuka untuk masyarakat. Bagi masyarakat yang hendak mengikuti shalat Id di Masjid Raya Al Jabbar, diminta membawa alas shalat yang bukan koran dan tempat penyimpanan sandal/sepatu.

Masyarakat pun diminta selalu menjaga kebersihan kawasan masjid dengan tidak membuang sampah sembarangan. “Masyarakat juga dapat mengikuti arahan petugas masjid untuk pengaturan ketertiban parkir kendaraan di kawasan Masjid Raya Al Jabbar dan hadir tepat waktu,” kata Ika.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement