REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik pada tubuh yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah dalam tubuh. Ketika terlalu banyak gula dalam aliran darah untuk waktu yang lama, hal itu akan mempengaruhi kinerja seluruh organ tubuh, mulai dari mata hingga ujung kaki.
Komplikasi diabetes melitus terbagi menjadi dua jenis, yaitu jangka pendek (akut) dan jangka panjang (kronis). Hipoglikemia dan ketoasidosis adalah bentuk komplikasi diabetes akut. Sedangkan komplikasi diabetes kronis terjadi ketika diabetes melitus sudah mempengaruhi fungsi mata, jantung, ginjal, kulit, saluran pencernaan, dan saraf.
Dosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Zaqqi Ubaidillah mengungkapkan makanan dan minuman manis yang rutin dikonsumsi dalam jangka panjang bisa memicu obesitas, kemudian berujung pada penyakit diabetes.
Adapun diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan atau menggunakan hormon insulin secara efisien. Padahal hormon sangat penting karena berfungsi mengatur kadar gula darah dalam tubuh.
Menurut dia, peluang menderita diabetes meningkat karena minuman berglukosa tinggi meningkatkan radikal bebas dalam tubuh. Selain itu, juga menyebabkan toxic glukosa yang dapat merusak sel beta pankreas. "Sementara sel ini memiliki tugas penting untuk mengeluarkan insulin," katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika beberapa waktu lalu.
Selain diabetes, makanan atau minuman yang tinggi gula juga dapat merusak endotel pembuluh darah. Hal ini berarti dapat mengakibatkan aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah. Pria disapa Zaqi ini menjelaskan, potensi penyakit diabetes kini semakin meningkat. Bahkan, penelitian dari International Diabetes Federation memprediksikan Indonesia pada 2030 akan menjadi peringkat enam negara dengan penderita diabetes terbanyak.
Pengendalian diabetes dapat dilakukan dengan menerapkan tata kelola diabetes mandiri yang terdiri dari edukasi mengenai diabetes, menjalani pola makan yang tepat, berolahraga rutin, mengonsumsi obat yang sesuai dengan kondisi, dan melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala.
Presiden Direktur PT Unique Herbamed Indonesia, Ir Eko Hari Prasetyo selaku mengatakan, untuk menurunkan kadar gula darah tinggi bisa dilakukan lewat pengobatan tradisional dengan mengkonsumsi Esbi Orevin secara teratur.
"Esbi Orevin mengandung kunyit sebagai komponen utamanya. Kandungan kurkumin pada kunyit dapat menurunkan kadar glukosa pada darah. Selain itu, juga mampu meningkatkan insulin dan membuat gejala diabetes jadi lebih mudah ditangani," katanya dalam siaran pers, Rabu (19/4/2023).
Esbi Orevin juga diramu dengan bahan-bahan herbal khas Indonesia yang aman dan efektif untuk mengatasi gejala diabetes. Bahan-bahan tersebut adalah Andrographis Paniculata Herbal (sambiloto), Morinda Citrifolia Fructus (mengkudu), Centella Asiatica Herba (pegagan), Tinospora Crispa Caulis (brotowali), Momordica Charantia Fructuss (pare), Orthosiphon Stamineus Folium (kumis kucing), dan Swietenia Mahagoni Semen (mahoni).
Biji mahoni mengandung flavonoid, sejenis antioksidan yang mampu melawan peradangan. Kandungan ini dapat membantu mengatur kadar gula darah dalam tubuh. Tanaman kumis kucing mengandung kalium dalam jumlah cukup tinggi. Kalium berfungsi menurunkan tekanan darah, menjaga kepadatan tulang, memelihara fungsi saraf dan lain-lain.
"Esbi Orevin memiliki banyak khasiat. Selain untuk menormalkan gula darah, Esbi Orevin juga bermanfaat merangsang produksi insulin, meningkatkan sistem imun, sebagai antibiotik alami, dan dapat menurunkan stres," kata Eko menambahkan.