REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia Masjid Istiqlal, Ismail Cawidu mengatakan bahwa Masjid Istiqlal masih menunggu keputusan sidang isbat dari Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) terkait pelaksanaan shalat Idul Fitri (shalat Id) 1444 H.
"Kami sudah mempersiapkan secara seksama untuk acara perayaan shalat Id, akan tetapi kami masih menunggu hasil keputusan sidang isbat yang akan diselenggarakan besok (20/4/2023) mengenai kepastian harinya," kata Ismail saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan bahwa pihak Istiqlal sudah mempersiapkan seluruh personel untuk kelancaran acara perayaan shalat Id, mulai dari bidang kesehatan, posko keamanan, hingga pelayanan ibadah.
Ismail mengatakan Istiqlal sudah mempersiapkan keprotokolan untuk penjemputan kepala negara, para duta besar, dan menteri yang akan melangsungkan shalat Id di Masjid Istiqlal. Namun, belum ada konfirmasi secara resmi siapa saja pejabat negara yang akan hadir, yang pasti menurut keterangan Ismail, Masjid Istiqlal sudah membuat standar keprotokolan dengan tingkat kepala negara untuk penyelenggaraan shalat Id.
"Dari segi keamanan, di Masjid Istiqlal sudah ada 70 personel yang siap bekerja setiap hari secara bergantian, kalau untuk hari raya, akan kami operasikan seluruhnya, ditambah bantuan dari Kepolisian Sektor Sawah Besar Jakarta Pusat, juga aparat keamanan di sekitar Masjid Istiqlal," kata Ismail.
Sehari sebelum pelaksanaan shalat Id, Masjid Istiqlal akan menyelenggarakan Gema Takbir bersama Kementerian Agama (Kemanag) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Adapun tema yang diusung untuk Gema Takbir di Masjid Istiqlal pada tahun ini adalah membangun silaturahim dan kemanusiaan.
"Kemanusiaan itu tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga untuk seluruh Bangsa Indonesia, termasuk untuk umat-umat yang lain. Kami di Istiqlal juga mempunyai 42 program yang ditujukan untuk moderasi beragama, artinya menjaga hubungan baik dengan seluruh umat," kata Ismail.
Dia menuturkan implementasi moderasi beragama tersebut salah satunya dengan membangun terowongan silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan halaman depan Gereja Katedral.