REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Peringatan Hari Otonomi Daerah (OTDA) di Makassar dimulai dengan rangkaian acara Seminar Nasional bertajuk “Refleksi 27 Tahun Otonomi Daerah Dalam Rangka Mewujudkan Otonomi Daerah Maju Indonesia Unggul”.
Seminar tersebut dihadiri ratusan peserta, acara dimulai pukul 13.30 WITA hingga menjelang buka puasa. Berlangsung yang di Hotel Four Points, Kamis (13/04/2023).
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dalam sambutannya mengatakan, perayaan ini akan dihadiri 600 kepala daerah yang paralel dengan upacara di hampir 600 titik di seluruh pemerintah daerah.
Ia pun menuturkan bahwa persoalan otonomi daerah merupakan masalah bersama, otonomi daerah telah menjadi trigger bagi pembangunan nasional.
“Yang perlu dibahas pada seminar ini, seperti otorisasi-otorisasi drainase yang menyebabkan saling tuding pada saat banjir karena terdapat otorisasi drainase kota, provinsi, dan juga pusat. Padahal air mengalir tidak mengenal otorisasi, sehingga perlu adanya perumusan-perumusan terkait hal tersebut,” jelasnya dalam keterangan persnya.
Sementara, Kepala Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Makassar, Aswin Kartapati Harun sebelumnya mengatakan, seminar yang diadakan membahas berbagai isu penting salah satunya bagaimana pelaksanaan transformasi pemerintahan mewujudkan pelayanan publik yang efisien dan efektif.
“Intinya tujuan otonomi daerah ialah mensejahterakan masyarakat dan upaya mendorong tansformasi pelayanan publik, itu yang akan dibahas dan itu menjadi tujuan utamanya,” kata Aswin, Selasa, (11/04).
Wali Kota Bogor, Dr. H. Bima Arya Sugiarto, juga manyampaikan banyak hal, diantaranya dengan etonomi daerah; mendorong pertumbuhan ekonomi, economy recover yang lebih cepat, daerah menjadi ujung tombak pembangunan, mekahirkan birokrasi yang efektif, melahirkan tokoh nasional dari lokal seperti Pak Jokwi, membangun karakter ekonomi lokal seperti Makassar dengan taglinenya makassar kota makan enak, terjadinya pemeraan pembangunan, dan sebagainya. Ditegaskan ada tiga kunci sukses otonomi menurut Pak Bima yaitu; kepemimpinan, kapasitas dan partisipasi.
Diketahui, peserta luring yang hadir berjumlah sekitar 300-400 orang. Sementara peserta daring mencapai 700-an orang dari 1.000 kapasitas yang disiapkan melalui Zoom.
Jumlah itu terdiri atas seluruh unsur pejabat di seluruh Indonesia, seperti Kepala Biro Pemerintahan, Kepala Litbang, Kabag Pemerintahan, Asosiasi Pemerintah Kota dan Kabupaten.
Seminar diisi oleh tujuh narasumber berlevel nasional, seperti Sekjen Kemendagri, Dirjen OTDA sekaligus PJ Gubernur Sulbar, Ketua Asosiasi Wali Kota, Ketua Asosiasi Bupati, Gubernur Jawa Tengah (direncanakan), Guru Besar Fisipol Unhas, Ketua DPRD Kabupaten.