REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Kesit Budi Handoyo menilai kinerja dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator Liga 1 belum optimal. Terlalu banyak persoalan dalam pelaksanaan liga.
Persoalan-persoalan yang selama ini terjadi liga, kata Kesit, tak lepas dari kinerja PT LIB yang kurang optimal. Ia mencontohkan di antara persoalan yang terjadi yakni perubahan jadwal serta penetapan stadion bagi klub yang terkena sanksi.
“Jadi masih banyak yang harus dibenahi,” ujarnya kepada republika.co.id, Rabu (19/4/2023).
Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam jumpa pers hari ini meminta kepada PT LIB untuk melakukan audit dan menyampaikan ke publik secara terbuka. Permintaan tersebut buntut dari ketidak konsistenan pemberian bonus kepada juara Liga 1 PSM Makassar.
Audit tersebut agar ada kejelasan dalan pengelolaan keuangan kepada seluruh pemangku kepentingan di sepak bola Indonesia. Erick ingin sebelum musim baru bergulir sudah ada kejelasan dari PT LIB tentang keuangan dan manajemen.
Terkait dengan bonus yang diberikan oleh Erick kepada PSM, menurut Kesit itu lebih bersifat sukarela sehingga siapapun boleh melakukannya. Namun Kesit memang menyayangkan tim juara tidak mendapatkan bonus terlepas itu sudah ada kesepakatan dari para peserta liga.
“Pemberian bonus sebagai apresiasi dari Ketum PSSI menurut saya merupakan bentuk kepedulian. Mungkin karena Ketum baru tahu kalau juara Liga 1 tidak mendapatkan hadiah dari LIB,” kata Kesit.
Pengamat sepak bola lainnya, Yusuf Kurniawan mengatakan, audit memang harus dilakukan terhadap PT LIB. Menurut dia, audit sudah sesuai dengan standarnya sejak dulu dan menggunakan auditor independen.