Kamis 20 Apr 2023 15:18 WIB

Langka, Gerhana Matahari Hibrida di Solo Raya Bisa Diamati Hingga 53 Persen

Gerhana matahari total di Solo terakhir terjadi pada tahun 1983.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Umat Islam melaksanakan shalat gerhana bulan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (8/11/2022). Ibadah tersebut dilakukan bertepatan dengan fenomena puncak gerhana bulan total terakhir di tahun 2022 yang berlangsung pukul 17.59 WIB sesuai sunah ajaran Nabi Muhammad SAW.
Foto: ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Umat Islam melaksanakan shalat gerhana bulan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (8/11/2022). Ibadah tersebut dilakukan bertepatan dengan fenomena puncak gerhana bulan total terakhir di tahun 2022 yang berlangsung pukul 17.59 WIB sesuai sunah ajaran Nabi Muhammad SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, kembali menggelar pengamatan fenomena langka gerhana matahari hibrida, Kamis (20/4/2023) siang. 

"Kita menggelar observasi bersama atau nonton bareng gerhana matahari hibrida karena memang secara fenomena ini ada gerhana matahari totalnya dan gerhana matahari cincinnya untuk daerah totalitas," kata Kepala Pusat Astronomi Ponpes Assalam Sukoharjo, AR Sugeng Riadi, Kamis (20/4/2023). 

Sugeng menjelaskan bahwa untuk daerah non totalitas seperti Solo Raya gerhana matahari masih bisa diamati hingga 53 persen. "Artinya kita yang berada di Solo dan Jawa Tengah itu kisaran mataharinya akan tertutup oleh bulan itu 50 persen untuk Soloraya 53 persen Itu terjadi pukul 10.50 WIB. tadi gerhana mulai tepatnya 09.27 WIB sesuai dari perhitungan pada jam itu ternyata ada hitam-hitam kecil menyentuh permukaan matahari dan itulah bulan," katanya. 

"Semakin lama ternyata hitam itu merupakan sebuah lingkaran tidak lain adalah bulan yang menutupi matahari secara perhitungan nanti akan berakhir pukul 12 lebih 17 menit. Kita juga akan potret Apakah betul sesuai perhitungan untuk membuktikan akurasi perhitungan yang sekarang kita pakai," katanya. 

Sugeng menyebutkan bahwa gerhana matahari memang sering bisa diamati secara visual setiap tahun. Namun, tempatnya untuk gerhana matahari total itu berpindah-pindah. 

"Contoh 2023 melewati Indonesia Australia dan Timor Leste. Tahun depan itu gerhana matahari total akan tiba di Amerika. Kemudian tahun depan di Amerika lagi," katanya. 

Sugeng menjelaskan bahwa jangka waktu untuk mendapatkan gerhana matahari itu sekitar 7-8. Namun untuk daerah tertentu seperti Solo gerhana matahari total terakhir terjadi pada tahun 1983. 

"Kita mendapatkan gerhananya jangka waktunya bisa 7-8 tahun. Total gerhana matahari yang lewat di tempat tertentu misalnya Solo terakhir terjadi di tahun 1983 itu akan terjadi lagi nanti sekitar 2252. Entah anak cucu kita bisa menyaksikan gerhana atau tidak. Gerhana matahari cincin lebih maju lagi tapi tetap di tahun 2117," katanya mengakhiri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement