Kamis 20 Apr 2023 14:29 WIB

Sholat Id, Begini Penjelasan Arti dan Waktu Terbaik Pelaksanaannya 

Sholat Id baik Idul Fitri dan Idul Adha hukumnya sunnah muakkadah

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Sholat Id baik Idul Fitri dan Idul Adha hukumnya sunnah muakkadah.
Foto: Prayogi/Republika.
Sholat Id baik Idul Fitri dan Idul Adha hukumnya sunnah muakkadah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Id diambil dari kata al-aud yaitu bermakna kembali dan berulang. Karena id selalu terulang-ulang setiap tahunnya.

Dilansir dari buku Praktik Sholat Ied yang ditulis Ustaz Galih Maulana Lc dan diterbitkan Rumah Fiqih Publishing pada 2018, dijelaskan bahwa menurut istilah ulama fikih, definisi id tidak keluar dari definisi secara bahasanya, yaitu kembali terulang.

Baca Juga

Id ada dua hari, pertama hari Idul Fitri setelah Ramadhan, yaitu awal Syawal. Kedua, Idul Adha, yaitu hari kesepulu Dzulhijjah.

Maka dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sholat Id adalah sholat yang dilaksanakan berulang-ulang setiap tahun, dalam setahun ada dua kali.

Pertama, pada tanggal satu Syawal. Kedua, pada 10 Dzulhijjah atau hari raya Idul Adha, maka sholatnya dinamakan sholat Idul Adha.

Waktu sholat Id sama seperti sholat-sholat pada umumnya. Sholat Id juga memiliki waktu tertentu. Awal waktu sholat Id adalah ketika terbitnya matahari, akhir waktu sholat ied ketika Matahari tergelincir.

Para ulama syafi'iyah sepakat bahwa akhir waktu sholat Id adalah tergelincirnya Matahari. Adapun untuk awalnya ada dua pendapat, yang paling sahih antara keduanya adalah ketika terbitnya Matahari. Waktu afdholnya adalah ketika matahari sudah naik atau tinggi sekitar setumbak.

Meski sama-sama sholat Id, namun ada perbedaan dalam waktu utama pelaksanaannya. Untuk sholat Idul Fitri utamanya diakhirkan dari waktu terbit matahari. Sedangkan untuk sholat Idul Adha utamanya adalah disegerakan pelaksanaannya ketika matahari terbit.

Di antara alasan terjadi perbedaan waktu tersebut adalah karena ada riwayat hadits dari Nabi Muhammad SAW.

أن النبي كتب إلى عمرو بن حزم - وهو بنجران - أن عجل الأضحى ، وأخر الفطر

"Bahwasanya Rasulullah SAW menulis surat kepada Amr bin Hazm ketika dia berada di Najran segerakan pelaksanaan sholat Idul Adha dan akhirkan pelaksanaan sholat Idul Fitri." (HR Baihaqi)

Selain karena adanya riwayat tersebut, alasan lainnya adalah karena dengan mengakhirkan pelaksanaan sholat Idul Fitri, maka waktu untuk membayar zakat fitrah semakin lama. Karena waktu terbaik membayar zakat fitrah adalah ketika keluar rumah sebelum melaksanakan sholat Idul Fitri.

Adapun penyegeraan pelaksanaan sholat Idul Adha untuk menyegerakan proses penyembelihan hewan qurban. Karena waktu penyembelihan hewan qurban ketika selesai sholat Idul Adha.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement