REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Sekretaris Jenderal Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg melakukan kunjungan mendadak ke Kiev, Ukraina, Kamis (20/4/2023). Itu merupakan kunjungan perdananya ke Ukraina sejak Rusia melancarkan agresi ke negara tersebut pada Februari 2021.
“Sektretaris Jenderal NATO ada di Ukraina. Kami akan merilis lebih banyak informasi (tentangan kunjungan ke Ukraina) sesegera mungkin,” kata seorang pejabat NATO.
NATO telah berjanji akan mempertahankan dukungan untuk Ukraina dalam menghadapi Rusia. Awal bulan ini Stoltenberg telah mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk berpartisipasi dalam KTT NATO di Lithuania pada Juli mendatang.
Pada 30 September 2022, Zelenskyy secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan Ukraina kepada NATO. Langkah itu diambil hanya beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan aneksasi empat wilayah Ukraina, yakni Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia. Zelenskyy mendesak NATO memberikan keanggotaan “jalur cepat” kepada negaranya.
“De facto, kita sudah menuju NATO. Secara de facto, kami telah membuktikan kompatibilitas dengan standar aliansi. Mereka nyata untuk Ukraina – nyata di medan perang dan dalam semua aspek interaksi kita. Kami saling percaya, kami saling membantu, dan kami saling melindungi. Ini adalah aliansi. Secara de facto. Hari ini, Ukraina mengajukan permohonan untuk menjadikannya de jure,” kata Zelenskyy saat mengumumkan permohonan keanggotaan negaranya ke NATO.
Karena masih dalam keadaan berperang, NATO tidak mungkin menerima masuknya Ukraina. Terdapat Pasal 5 NATO yang mengatur bahwa jika salah satu anggotanya diserang, serangan tersebut harus dipandang sebagai agresi ke semua anggota.
Pada Februari lalu, Jens Stoltenberg mengatakan, NATO telah sepakat merangkul Ukraina sebagai anggotanya. Namun, dia mengungkapkan, keanggotaan Kiev di organisasi tersebut merupakan perspektif jangka panjang.
“Sekutu NATO telah sepakat bahwa Ukraina akan menjadi anggota aliansi kami. Tapi pada saat yang sama, itu adalah perspektif jangka panjang,” kata Stoltenberg kepada awak media di sela-sela kunjungannya ke Helsinki, Finlandia, 28 Februari 2023 lalu.
Menurut dia, hal mendesak saat ini adalah memastikan kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina di tengah konflik dengan Rusia. “Oleh karena itu, kita perlu mendukung Ukraina,” ujar Stoltenberg.