REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Polisi Dubai mengumumkan tujuh lokasi di sekitar Emirat tempat meriam Idul Fitri akan ditembakkan. Penembakan meriam ini akan menandai akhir bulan suci dan menandakan akhir puasa Ramadhan.
Meriam Idul Fitri ini akan berada di tujuh lokasi di Dubai, yaitu Masjid Agung Zabeel, serta di tempat sholat di Al Barsha, Baraha, Nadd Al Hamar, Hatta, Nad Al Shiba, dan Muallah Al Mankhool
Meriam, yang dapat didengar hingga jarak 10 Km, telah menjadi tradisi di UEA sejak tahun 1960-an. Kehadirannya merupakan pengingat akan pentingnya komunitas dan bagaimana tradisi masih bisa eksis di dunia modern.
Di Dubai, meriam Idul Fitri dikelola oleh polisi. Menurut protokol, empat petugas dari Kepolisian Dubai harus hadir di setiap penembakan.
Dilansir di The National News, Jumat (21/4/2023), dua petugas akan menjaga meriam, satu membawa kartrid kosong dan yang lainnya memasangnya. Dua petugas di belakang adalah penjaga meriam dan memberi perintah. Saat masuk waktu berbuka puasa, seorang petugas akan mengeluarkan perintah agar meriam ditembakkan.
Pada hari terakhir Ramadhan, meriam ini akan ditembakkan dua kali untuk menandai berakhirnya puasa dan dimulainya Idul Fitri. Meriam juga akan ditembakkan dua kali lagi pada pagi Idul Fitri.
Di hari Idul Fitri, Muslim setempat akan berdoa di masjid-masjid di seluruh emirat. Ibadah khusus akan diadakan untuk menandai dimulainya Idul Fitri.
Pegawai swasta dan pemerintah memulai libur Idul Fitri, Kamis (20/4/2023), yang berlanjut hingga Ahad (23/4/2023) jika Ramadhan berlangsung selama 29 hari. Namun jika bulan suci Ramadhan genap 30 hari, libur ini berlangsung hingga Senin, 24 April.
Tanggal pasti awal Idul Fitri hingga berita ini dibuat masih belum diputuskan. Meski demikian, hal ini akan diumumkan oleh komite penampakan bulan UEA dalam waktu dekat ini.