Jumat 21 Apr 2023 11:55 WIB

Perjuangan Jadikan Idul Fitri Sebagai Hari Libur Sekolah di AS

Sekolah umum di New Jersey dan seluruh AS mengakui Idul Fitri sebagai hari libur

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Lusinan sekolah umum di New Jersey dan seluruh AS telah mengakui Idul Fitri sebagai hari libur resmi dalam beberapa tahun terakhir
Foto: VOA
Lusinan sekolah umum di New Jersey dan seluruh AS telah mengakui Idul Fitri sebagai hari libur resmi dalam beberapa tahun terakhir

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --  Tumbuh di Amerika Serikat (AS), Selaedin Maksut akan bolos sekolah pada Idul Fitri untuk pergi ke masjid. Dia memilih menghadiri perayaan bersama keluarganya dan merayakan salah satu hari paling menggembirakan bagi umat Islam di seluruh dunia.

Maksut tidak pernah menyesali keputusan itu, tetapi dia mengakui terbebani karena harus bolos kelas. Sekarang saat telah menjabat sebagai direktur Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR-NJ) Cabang New Jersey, Maksut telah membantu generasi baru siswa Muslim-Amerika bisa mendapatkan libur sekolah saat Idul Fitri.

"Kami optimistis," kata Maksut dikutip dari Aljazirah.

Maksut menekankan, upaya tersebut bertujuan membebaskan siswa Muslim dari keharusan memilih antara kesuksesan akademik dan mendapatkan libur yang layak.

Lusinan sekolah umum di New Jersey dan seluruh AS telah mengakui Idul Fitri sebagai hari libur resmi dalam beberapa tahun terakhir. Baru-baru ini, beberapa kota di New Jersey menambahkan Idul Fitri sebagai hari libur, mulai tahun ini atau 2024. Begitu pula distrik di New York dan Ohio.

New York City yang memiliki distrik sekolah umum terbesar di negara itu mengambil langkah tersebut pada 2015. Minneapolis memutuskan untuk mulai mengakui Idul Fitri sebagai liburan sekolah pada 2022, dan Houston melakukan hal yang sama tahun ini.

Tren tersebut, menurut para advokat Muslim-Amerika, adalah produk dari aktivisme yang sudah dilakukan, serta tanda semakin menonjolnya komunitas Muslim di AS.

“[Siswa] ingin dapat dengan bebas pergi ke masjid dan berdoa, bersama keluarganya dan menikmati hari itu, dan kemudian kembali ke sekolah keesokan harinya dengan mengetahui bahwa mereka tidak melewatkan ujian atau ulangan atau pekerjaan rumah apa pun,” kata Maksut.

CAIR-NJ telah membuat perangkat dalam membantu orang tua, siswa, dan aktivis untuk mendesak sekolah mengadopsi Idul Fitri sebagai hari libur. Bantuan ini termasuk draf surat yang menyoroti dilema yang dihadapi siswa Muslim antara memprioritaskan kehadiran di sekolah atau tugas agama.

"Kami akan terus memulai dan bekerja dengan anggota komunitas untuk memobilisasi dan membantu mereka menemukan suaranya dan memberdayakan untuk mencari akomodasi ini … untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan menyambut semua orang," ujar Maksut.

Menurut survei Pew Research Center 2018, Muslim berjumlah sekitar sepersen dari populasi AS. Namun beberapa negara bagian, termasuk New Jersey dan Michigan, memiliki konsentrasi penduduk Muslim yang lebih tinggi.

Sementara pengakuan Idul Fitri di sekolah-sekolah sebagian besar telah menjadi kisah sukses bagi komunitas Muslim-Amerika, tidak semuanya berjalan mulus. Di San Francisco, distrik sekolah pada Januari membatalkan resolusi yang disetujui beberapa bulan sebelumnya untuk libur Idul Fitri.

Menurut laporan media lokal, San Francisco Unified School District (SFUSD) telah menghadapi kritik atas langkah tersebut. Mereka mendapatkan ancaman tuntutan hukum yang menuduhnya lebih memilih satu agama daripada yang lain.

Menghadapi tekanan balik dari siswa dan aktivis Arab dan Muslim, distrik tersebut memutuskan untuk memajukan liburan musim semi tahun depan untuk mengakomodasi Idul Fitri. “Penting bagi saya sebagai siswa untuk mendapatkan hari libur karena itu membuat saya merasa diakui dan didengar di komunitas saya,” kata siswa sekolah menengah di distrik tersebut Aisha Majdoub.

Majdoub dan siswa Muslim lainnya telah menghadiri rapat dewan sekolah. Dia mengatakan sangat kecewa dengan keputusan awal  untuk mencabut Idul Fitri sebagai hari libur resmi.

“Sejujurnya, itu adalah salah satu hal terburuk yang pernah ada karena rasanya seperti Anda akhirnya merasakan rasa manis, dan kemudian itu diambil kembali dari Anda,” kata Majdoub.

Majdoub menyatakan, memajukan liburan musim semi untuk mengakomodasi Idul Fitri hanyalah perbaikan sementara. Idul Fitri bergerak menuju awal tahun pada kalender Gregorian, sehingga dalam beberapa tahun akan dirayakan di musim dingin.

“Jadi untuk saat ini, ya, ini adalah kemenangan. Namun kita masih harus kembali dan mencari solusi jangka panjang. Kita harus benar-benar mengenali Idul Fitri sebagai hari libur," kata Majdoub.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement