Jumat 21 Apr 2023 13:06 WIB

RSF Sudan Setujui Gencatan Senjata Saat Idul Fitri

Gencatan senjata memungkinkan warga yang terjebak di zona konflik mengevakuasi diri.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ferry kisihandi
Asap mengepul di atas kota selama pertempuran yang sedang berlangsung antara tentara Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Khartoum, Sudan, (19/4/2023). Perebutan kekuasaan meletus sejak 15 April antara tentara Sudan yang dipimpin oleh Panglima Angkatan Darat Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan paramiliter dari Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, mengakibatkan setidaknya 200 kematian menurut asosiasi dokter. di Sudan.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Asap mengepul di atas kota selama pertempuran yang sedang berlangsung antara tentara Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Khartoum, Sudan, (19/4/2023). Perebutan kekuasaan meletus sejak 15 April antara tentara Sudan yang dipimpin oleh Panglima Angkatan Darat Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan paramiliter dari Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, mengakibatkan setidaknya 200 kematian menurut asosiasi dokter. di Sudan.

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM – Kelompok paramiliter Sudan,  Rapid Support Forces (RSF) menyetujui gencatan senjata selama 72 jam dalam rangka perayaan Idul Fitri. Penghentian pertempuran diterapkan Jumat (21/4/2023), mulai pukul 06:00 waktu setempat.

"Gencatan senjata itu bertepatan dengan Idul Fitri yang diberkahi, guna membuka koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga dan memberi mereka kesempatan menyapa keluarga mereka,” kata RSF dalam pengumumannya.

RSF menambahkan, mereka berkomitmen menerapkan gencatan senjata penuh selama periode gencatan senjata. Sesaat sebelum mengumumkan tentang gencatan senjata Idul Fitri, RSF mengutuk serangan baru yang dilancarkan militer Sudan di ibu kota Khartoum.

“Pada saat ini, ketika warga bersiap menyambut hari pertama Idul Fitri, lingkungan Khartoum terbangun karena pengeboman pesawat dan artileri berat dalam serangan besar-besaran yang langsung menargetkan lingkungan perumahan,” kata RSF.