REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usia 20-an sering dianggap sebagai tahun-tahun terbaik dalam hidup seseorang. Memang, ini adalah tahun-tahun di mana kebanyakan orang memulai karier, hidup mandiri, dan mencari berbagai pengalaman baru. Namun sebuah studi baru mengungkapkan, pada fase ini sebenarnya merupakan dekade paling stres dalam hidup banyak orang.
Dilansir laman Huffington Post, Jumat (21/4/2023), penelitian ini dilakukan selama 20 tahun di antara orang dewasa yang berusia antara 22 dan 77 tahun pada saat wawancara awal. Kemudian, selama rentang waktu 20 tahun tersebut, National Study of Daily Experiences melakukan tiga kali wawancara stres dan perasaan pada malam hari secara berurutan.
Ditemukan bahwa seiring berjalannya waktu, orang dewasa mengalami penurunan 11 persen dalam terjadinya hari-hari yang menimbulkan stres dari waktu ke waktu. Tetapi orang dewasa muda, peserta di bawah usia 30 tahun, mengalami penurunan yang jauh lebih tajam sebesar 47 persen dalam tingkat reaktivitas stres mereka.
Untuk orang-orang yang berusia paruh baya dan lanjut usia, kejadian stresor terus menurun meskipun pada saat wawancara awal, reaktivitas stres tetap stabil dari waktu ke waktu.Tentu saja, sepanjang hidup, Anda akan terus mengalami peristiwa yang membuat stres. Tetapi, pada usia 20-an, Anda harus mengalami berbagai pengalaman baru yang bisa menambah beban stres karena ketidaksiapan mental dan alasan lainnya.
Meski demikian, penelitian ini juga memberikan kenyamanan. Meskipun usia 20-an mungkin membuat seseorang kewalahan, tampaknya bagi kebanyakan orang, akan lebih mudah untuk menangani peristiwa-peristiwa yang membuat stres seiring dengan bertambahnya usia.
Jika Anda berjuang melawan stres pada usia 20-an, Anda tidak sendirian. Sekitar 79 persen orang dewasa di Inggris merasa stres setidaknya sebulan sekali dan tingkat stres paling tinggi di antara usia 18-24 tahun, dengan hampir 90 persen melaporkan merasa stres setiap bulannya.
Stres bukan penyakit, namun stres dapat menyebabkan penyakit dan mengatasinya sebisa mungkin akan mengurangi kemungkinan terkena penyakit dan membantu kesehatan mental Anda. Pastikan juga tetap menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan mengatur waktu secara efektif.
National Health Services (NHS) di Inggris merekomendasikan latihan pernapasan dan relaksasi untuk membantu menenangkan respons fisik terhadap stres dan membantu tubuh merasa lebih rileks. Harvard Health mencatat, dengan mengubah ritme pernapasan dari pendek menjadi napas panjang, lambat, dan dalam, dapat secara otomatis mengaktifkan respons relaksasi pada tubuh.