Jumat 21 Apr 2023 15:27 WIB

Haedar Nashir: Umat Islam Mestinya Punya Kalender Global

Untuk itu perlu terus dilakukan dialog.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menilai salah satu akar untuk menyelesaikan perbedaan dalam menentukan awal bulan Syawal adalah dengan menyepakati penggunaan kalender Islam global.

Ia mengatakan, kalender global telah disepakati dalam konferensi negara dan organisasi Islam sedunia pada 2016. "Kalau kita masih merasa perbedaan ini masalah, kita cari akarnya, akarnya apa? Menyatukan hisab dan rukyah itu memang susah karena dua metode ini tidak bisa dipisahkan. Jika kita ingin keluar dari ini, kita menuju pada kesepakatan global yakni ada kalender Islam global tunggal, sebagaimana sudah disepakati dalam konferensi negara dan organisasi Islam sedunia 2016," kata Haedar, Jumat (21/4/2024)

Menurut dia, kalender global tersebut merupakan hasil dari metode hisab. Dengan adanya kalender global itu nantinya penanggalan pelaksanaan ibadah akan sama sebagaimana dalam sistem penanggalan masehi.

"Maka seperti kita menjalani kehidupan masehi. 1 Januari pasti, akhir Januari pasti, Desember pasti. Teman-teman yang Natal itu kan tetap pasti 25 Desember dan nggak ada perselisihan. Umat Islam mestinya juga memiliki kalender global itu. Karena pelaksanaan ibadahnya memang ibadah serentak. Bahwa zona negara berbeda itu kan berjalan tetap pasti dengan tanggal itu. Itulah kelebihan kalender global," katanya menjelaskan.