Jumat 21 Apr 2023 15:29 WIB

Kremlin: Mencegah Aksesi Ukraina ke NATO Tetap Jadi Tujuan Rusia

Sekjen NATO melakukan kunjungan mendadak ke Ukraina pada Kamis.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, mencegah aksesi Ukraina ke Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (ANTO) tetap menjadi salah satu tujuan utama 'operasi militer khusus' Rusia.
Foto: EPA
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, mencegah aksesi Ukraina ke Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (ANTO) tetap menjadi salah satu tujuan utama 'operasi militer khusus' Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, mencegah aksesi Ukraina ke Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (ANTO) tetap menjadi salah satu tujuan utama 'operasi militer khusus' Rusia. Hal itu disampaikan ketika Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg tengah berkunjung ke Kiev.

“Tentu saja. Karena jika tidak, ini akan menimbulkan ancaman serius dan signifikan bagi keamanan negara kita,” kata Peskov dalam konferensi pers ketika menjawab pertanyaan wartawan tentang apakah mencegah aksesi Ukraina ke NATO masih menjadi prioritas, Kamis (20/4/2023), dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Dia pun sempat menyinggung tentang kunjungan Jens Stoltenberg ke Kiev. Peskov mengungkapkan, Kremlin tidak memiliki penilaian tentang prospek masuknya Ukraina ke NATO. “Tidak, Kremlin tidak mempunyai penilaian perspektif,” ujarnya.

Jens Stoltenberg melakukan kunjungan mendadak ke Ukraina pada Kamis. Itu menjadi lawatan perdananya ke Kiev sejak Rusia meluncurkan serangan militer ke negara tersebut pada Februari 2021. Belum diketahui secara spesifik tentang tujuan kunjungan Stoltenberg.

NATO telah berjanji akan mempertahankan dukungan untuk Ukraina dalam menghadapi Rusia. Awal bulan ini Stoltenberg telah mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk berpartisipasi dalam KTT NATO di Lithuania pada Juli mendatang.

Pada 30 September 2022, Zelensky secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan Ukraina kepada NATO. Langkah itu diambil hanya beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan aneksasi empat wilayah Ukraina, yakni Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia. Zelensky mendesak NATO memberikan keanggotaan “jalur cepat” kepada negaranya.

Karena masih dalam keadaan berperang, NATO tidak mungkin menerima masuknya Ukraina. Terdapat Pasal 5 NATO yang mengatur bahwa jika salah satu anggotanya diserang, maka serangan tersebut harus dipandang sebagai agresi ke semua anggota.

Pada Februari lalu, Jens Stoltenberg mengatakan, NATO telah sepakat merangkul Ukraina sebagai anggotanya. Namun, dia mengungkapkan, keanggotaan Kiev di organisasi tersebut merupakan perspektif jangka panjang. “Sekutu NATO telah sepakat bahwa Ukraina akan menjadi anggota aliansi kami. Tapi pada saat yang sama, itu adalah perspektif jangka panjang,” kata Stoltenberg kepada awak media di sela-sela kunjungannya ke Helsinki, Finlandia, 28 Februari 2023 lalu.

Menurut dia, hal mendesak saat ini adalah memastikan kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina di tengah konflik dengan Rusia. “Oleh karena itu, kita perlu mendukung Ukraina,” ujar Stoltenberg.erop

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement