Jumat 21 Apr 2023 22:30 WIB

Mendengarkan Khutbah Idul Fitri, Apakah Tentukan Keabsahan Sholat Id? 

Mendengarkan khutbah Idul Fitri sangat dianjurkan dan hukumnya sunnah

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi khutbah Idul Fitri. Mendengarkan khutbah Idul Fitri sangat dianjurkan dan hukumnya sunnah
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi khutbah Idul Fitri. Mendengarkan khutbah Idul Fitri sangat dianjurkan dan hukumnya sunnah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Berdasarkan syarat, khutbah dua hari raya yakni Idul Fitri dan Idul Adha memang agak berbeda ketentuannya dengan khutbah Jumat. 

Kalau dilihat dari syaratnya, khutbah dua hari raya lebih ringan dan lebih mudah dibandingkan khutbah Jumat. 

Baca Juga

Sebagaimana disampaikan ulama pada umumnya, saat khutbah Jumat, haram hukumnya berbicara apapun meksi untuk berdzikir. 

Hal ini telah disepakat jumhur ulama. Sementara, dalam khutbah dua hari raya, disunnahkan juga bagi jamaah yang hadir untuk ikut bertakbir saat khatib membuka khutbahnya dengan takbir, meski dilakukan cukup secara perlahan (sirr). 

Pengasuh Rumah Fiqih, Ustadz Ahmad Sarwat Lc dalam diskusi tanya jawab sebagaimana dikutip dari laman Rumah Fiqih menjelaskan hukum mengikuti khutbah dua hari raya yakni Idul Fitri dan Idul Adha. 

Ustadz Ahmad Sarwat menerangkan bahwa pada hakikatnya, menurut para ulama, hukum untuk mengikuti khutbah dua hari raya sebenarnya bukan rukun dan juga bukan kewajiban. Melainkan hukumnya sunnah. 

Sehingga jika ada jamaah yang selesai sholat Id langsung pulang dan tidak hadir mendengarkan khutbah, sesungguhnya sholatnya sudah sah.

Baca juga: 6 Fakta Seputar Saddam Hussein yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Anti Israel  

Namun demikian, tetap disunnahkan untuk mendengarkan khutbah dua hari raya, karena pasti akan sangat berguna dan itulah yang dilakukan para sahabat Nabi Muhammad SAW.  Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini.

عن عبد الله بن السائب، أن النبي صلى الله عليه وسلم صلى العيد، قال:  من أحب أن ينصرف فلينصرف، ومن أحب أن يقيم للخطبة فليقم 

Atha' bin Abdillah bin As-Saib berkata, "Aku hadir bersama Nabi SAW pada sholat hari raya, ketika sholat selesai beliau SAW bersabda, 'Kami akan berkhutbah, bagi yang ingin mendengarkan, silakan mendengarkan. Namun bagi yang ingin pergi, silakan pergi'." (HR Ibnu Majah)

Hadits ini selain diriwayatkan Ibnu Majah, juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dan An-Nasa'i. Namun beliau mengatakan bahwa hadits ini mursal. 

Namun keberadaan khutbah dua hari raya itu sendiri tetap harus ada. Karena yang namanya sholat dua hari raya memang harus dengan khutbah.     

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement