Sabtu 22 Apr 2023 01:05 WIB

Gerilya Bupati Sukamta di Rumah Warga Miskin

Bupati Sukamta ingin memastikan warga miskin punya makanan di Idul Fitri.

Bupati Tanah Laut H. Sukamta, saat mendatangi salah satu rumah kontrakan seorang warga yang tidak mampu.
Foto: istimewa/doc humas
Bupati Tanah Laut H. Sukamta, saat mendatangi salah satu rumah kontrakan seorang warga yang tidak mampu.

REPUBLIKA.CO.ID, TANAH LAUT — Bupati Tanah Laut H. Sukamta bergerilya ke warga miskin saat malam takbiran. Ia mengaku tak tenangmerayakan Hari Raya Idul Fitri jika masih mendengar ada warganya tak punya beras, apalagi lauk pauk yang bisa dimasak.

Saat takbir berkumandang pada malam jelang lebaran, Jumat (21/4/2024), Sukamta berkeliling mengunjungi rumah-rumah warganya yang dianggap kurang mampu. "Saya cuma khawatir saja, jangan-jangan, pada saat sebagian orang tersenyum lebar merayakan lebaran dengan makanan berlimpah, ada warga saya yang beras saja mungkin tak punya,” ungkap Sukamta, dalam siaran persnya.

Kunjungannya dimulai dengan mendatangi rumah bedak Mama Ela (45 th) yang berlokasi di gg Rahayu, Kelurahan Angsau. Kunjungan yang di luar jadwal resmi itupun sontak membuat tukang pijat tuna netra itu terkejut sekaligus terharu. Mama Ela  tinggal berdua dengan putrinya, serta tetanganya, Wardaniah yang bekerja sebagai pemulung.

Begitu Sukamta yang datang bersama Isteri  Nurul Hikmah mengetuk pintu dan akhirnya diketahui orang yang datang dihadapannya itu orang nomor satu di Tanah Laut, Mama Ela langsung bersujud sambil menangis haru.

 

"Saya tidak menyangka, malam-malam begini, Pak Bupati beserta ibu datang ke rumah saya. Saya sangat terharu, bangga dan senang sekali dikunjungi Pak Bupati. Apalagi, pada saat, saya sedang tak punya sesuatu yang bisa dimasak, tiba-tiba beliau bawakan saya sembako," ujarnya sambil  mengusap air matanya.

Sikap serupa juga terlihat dari wajah haru Siti Rahmah (85 thn). WargaDesa Atu Atu, Kecamatan Pelaihari, yang tinggal sendirian. Ia langsung merangkul Sukamta saat mengetahui kalau orang yang datang membawa sembako di malam takbiran itu ternyata bupati.

"Memang saya tahu, Pak Sukamta itu sejak beliau terpilih jadi bupati, selalu mengunjungi warga-warga yang kurang mampu . Saya masih ingat, malam takbiran tahun lalu, beliau juga mengunjungi kami .Beliau itu pemimpin yang sangat merakyat, sederhana dan sangat peduli kepada orang -orang kecil," paparnya.

Usai berkeliling  Sukamta mengatakan semua yang dilakukannya bukan yang pertama kali. Hampir setiap tahun pada  malam takbiran dirinya selalu melakukan itu.

Menurut dia, takbiran yang berarti mengagungkan Allah SWT itu tak harus selalu bermakna verbal, tapi juga harus bermakna sosial. Apa artinya, mengumandangkan kalimat Allahu Akbar berkali-berkali dan diulang-ulang, jika ada tetangga atau warga yang tak bisa makan. "Kata Bung Karno, orang tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada manusia, dan Tuhan itu bersemayam di gubuknya orang miskin," ungkap Sukamta.

Untuk itulah, lanjut dia, yang ideal itu takbir verbal jalan berkumandang di masjid-masjid, dan takbir yang bermakna sosial juga jalan, dengan mengasah kepekaan sosial erhadap orang-orang yang kurang mampu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement