REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mencari satu prajuritnya yang hilang pascaserangan kelompok seperatisme bersenjata di Pos Mugi-Mam, Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023). Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono menerangkan satu prajurit tersebut belum diketahui masih dalam kondisi hidup atau sudah gugur.
“Setelah proses evakuasi yang sudah dilakukan, dan pencarian lanjutan masih ada satu prajurit yang belum ditemukan,” kata Laksda Julius kepada Republika, Jumat (21/4/2023).
Namun Julius masih merahasiakan identitas maupun asal satuan prajurit yang hilang tersebut. “Pencarian masih terus kita lakukan,” ujar dia.
Tim gabungan, kata dia, masih meyakini prajurit yang hilang tersebut masih berada di sekitar kawasan Pos Mugi-Mam, Nduga yang menjadi lokasi penyerangan. “Masih di sekitar lokasi itu juga,” terang Laksda Julius.
Sementara jumlah pasti prajurit TNI yang gugur dalam serangan itu tercatat empat orang. Yakni, Pratu Miftahul Arifin asal Jawa Tengah (Jateng), Pratu Ibrahim asal Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Pratu Kurniawan asal Karawang, Jawa Barat (Jabar), dan Prada Sukra asal Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Keempat prajurit gugur tersebut berasal dari satuan Yonif Raider 321/Galuh Taruna Kostrad. Keempatnya tewas saat Kelompok Separatisme Terorisme Papua (KSTP) menyerang pasukan gabungan TNI yang melakukan operasi pencarian Pilot Susi Air Kapten Philips Mark Marthen.
Keempat jenazah prajurit TNI tersebut, pun sudah dipulangkan dan diserahkan ke pihak keluarga masing-masing untuk dikebumikan di kampung halaman. Empat prajurit yang gugur tersebut menambah jumlah personel TNI yang gugur dalam misi pencarian dan penyelamatan Kapten Philips.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono pernah menerangkan sebelum penyerangan KSTP di Pos Mugi-Mam terjadi, pembunuhan yang dilakukan kelompok bersenjata prokemerdekaan Papua itu juga membawa dua prajuritnya gugur. Total sementara enam prajurit TNI yang gugur tersebut dikatakan masih bagian dalam operasi pencarian dan penyelamatan Kapten Philips.
Pilot berkebangsaan asal Selandia Baru itu sejak 7 Februari 2023, sampai saat ini masih dalam penyanderaan KSTP yang dipimpin Egianus Kogeya. TNI setelah penyerangan yang terjadi di Pos Mugi-Mam meningkatkan status daerah rawan di Nduga, menjadi siaga tempur darat. Kata Panglima peningkatan status tempur itu dilakukan agar para prajurit TNI yang diterjunkan untuk misi penyelamatan Kapten Philips siaga dalam menghadapi situasi tempur dengan KSTP.