REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama Ramadhan, tubuh umat Islam telah terbiasa untuk berpuasa dalam waktu yang lama. Namun, setelah Ramadhan berakhir, banyak orang langsung kembali ke kebiasaan makan yang lama tanpa melalui proses transisi bertahap.
Perubahan pola makan yang tiba-tiba biasanya mulai terjadi sejak perayaan Lebaran. Dengan sajian yang menggugah selera dan suasana berkumpul yang menyenangkan, orang-orang bisa dengan mudah makan berlebih selama libur Lebaran.
Padahal, perubahan pola makan yang tiba-tiba usai Ramadhan bisa memunculkan sejumlah dampak negatif pada saluran pencernaan. Sebagian dari dampak tersebut adalah sakit perut, perut bergas, serta diare.
Beragam efek negatif ini sebenarnya bisa dihindari bila umat Islam melakukan beberapa antisipasi saat Ramadhan berakhir. Berikut ini adalah delapan antisipasi tersebut, seperti dikutip dari laman Health, Ahad (23/4/2023).
1. Kembali ke kebiasaan makan siang secara bertahap. Hindari dorongan untuk langsung makan berlebih di siang hari karena sebelumnya, tubuh terbiasa tak mendapatkan makan dan minum di siang hari selama Ramadhan.
2. Di beberapa hari pertama libur Lebaran, coba awali pagi dengan sarapan yang ringan. Bila memungkinkan, pilih menu sarapan yang berbasis sup.
3. Tambahkan ragam sayuran ke dalam berbagai menu makan dalam sehari. Sandingkan dengan sumber karbohidrat yang tinggi serat serta lauk kaya protein, seperti daging rendah lemak, ikan, atau kacang legum.
4. Batasi asupan makan yang tinggi lemak, terutama makanan yang berasal dari pangan hewani. Hal ini perlu diperhatikan, mengingat ada beragam sajian khas Lebaran yang tinggi lemak.