Ahad 23 Apr 2023 21:21 WIB

Sambut Investasi Manufaktur, Indonesia Siapkan 100 Lebih Kawasan Industri 

Lebih dari 100 KI tersebar di Jawa dan luar Jawa.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Industri manufaktur (ilustrasi). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, Indonesia masuk dalam daftar 20 besar negara tujuan investasi dunia.
Foto: AP/Andy Wong
Industri manufaktur (ilustrasi). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, Indonesia masuk dalam daftar 20 besar negara tujuan investasi dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, Indonesia masuk dalam daftar 20 besar negara tujuan investasi dunia. Disebutkan, realisasi investasi di Indonesia dari 2018 hingga 2022 terus tumbuh sebesar 1,6 kali lipat, khusus di sektor manufaktur, peningkatannya lebih tinggi yaitu 2,1 kali lipat. 

Dalam perannya untuk menyediakan lokasi investasi serta didukung adanya kebijakan pemerintah yang menyatakan industri harus berlokasi di kawasan industri (KI). Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar menyampaikan, Indonesia telah menyiapkan KI yang tepat sesuai kebutuhan investor. Lebih dari 100 KI tersebar di Jawa dan luar Jawa.

Baca Juga

KI di Jawa diperuntukkan bagi industri berbasis teknologi tinggi dan digital, industri padat karya, serta industri hilir. Sedangkan KI di luar Jawa lebih diperuntukkan bagi industri yang bertujuan meningkatkan nilai tambah produk berbasis sumber daya alam dan industri pemicu pengembangan ekonomi baru.

"Pengembangan investasi industri di KI seluruh Indonesia didukung oleh infrastruktur dan fasilitas pendukung yang berkualitas. Di antaranya seperti pembangkit listrik, suplai gas industri, jaringan teknologi informasi dan komunikasi, pengolahan limbah, jalan tol dan jalur kereta barang, serta bandara dan pelabuhan," ujar Sanny dalam siaran pers yang dilansir pada Ahad (23/4/2023).

Ia menambahkan, guna mendukung implementasi revolusi industri keempat, Indonesia telah mengembangkan smart-eco industrial park, dilengkapi infrastruktur digital berteknologi tinggi yang ramah lingkungan. Menurutnya, Indonesia sudah siap untuk sistem ekonomi sirkular, digital hub, dan lainnya,

Cluster President Indonesia dan Timor-Leste Schneider Electric Indonesia Roberto Rossi mengatakan, misi Schneider yaitu menjadi mitra digital pelaku industri untuk keberlanjutan dan efisiensi. Schneider sebagai perusahaan industri perangkat elektrik global selalu mendukung dan memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pemanfaatan energi secara maksimal, serta menjembatani kemajuan dan keberlanjutan bagi masa depan. 

Schneider memiliki dua pabrik terbesar di Indonesia, yaitu di Batam dan Cikarang, yang menyerap 3.800 tenaga kerja. Pihaknya juga aktif dalam kegiatan corporate social responsibility dan program dampak berkelanjutan antara lain teacher mission, yaitu mengajar di sekolah vokasi untuk memastikan keterampilan apa yang menjadi kebutuhan industri, program bakti masyarakat di sekitar lokasi perusahaan, dan program penanaman pohon untuk mendukung kelestarian lingkungan.

Sementara Chief Executive Officer PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy mengatakan, salah satu alasan kuat Indonesia menjadi negara tepat untuk tujuan investasi yaitu karena memiliki kekayaan sumber daya. Indonesia merupakan negara dengan sumber daya nikel terbesar di dunia. 

Fakta terkait tren transisi energi memicu industri untuk berinovasi dalam memanfatkan sumber daya mineral sebagai bahan baku. Vale Indonesia telah memiliki total investasi senilai 6,8 juta dolar AS, yang menghasilkan 3 persen dari kebutuhan nikel dunia dengan penyerapan 3.000 tenaga kerja yang 99 persen merupakan tenaga kerja lokal Indonesia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement