Senin 24 Apr 2023 05:36 WIB

Sholat Campur di Pesantren Al Zaytun, MUI Jelaskan Tata Cara Sholat Berjamaah

Cara sholat di Pesantren Al Zaytun memicu reaksi warganet.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Unggahan foto sholat Idul Fitri di Masjid Rahmatan Lil Alamin Ponpes Al-Zaytun, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (22/4/2023), memicu kontroversi karena jamaah perempuan bercampur di saf laki-laki.
Foto: Tangkapan layar
Unggahan foto sholat Idul Fitri di Masjid Rahmatan Lil Alamin Ponpes Al-Zaytun, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (22/4/2023), memicu kontroversi karena jamaah perempuan bercampur di saf laki-laki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Foto pelaksanaan sholat Id di Pondok Pesantren Az-Zaitun Indramayu menyebar luas. Ini menyebabkan banyak warganet heran ada jamaah wanita di barisan paling depan, berjejer bersama jamaah laki-laki, dan tanpa penghalang.

Republika.co.id meminta tanggapan dari Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kiai Miftahul Huda tentang hukum melaksanakan sholat dengan barisan shaf yang bercampur antara laki-laki dan perempuan. Ada beberapa poin yang Kiai Miftah sampaikan. Pertama, hukum meluruskan dan merapatkan shaf dalam sholat jamaah adalah sunnah.

Baca Juga

Kedua, aturan shaf sholat jamaah yang disunnahkan adalah hendaknya belakang imam diisi kaum laki-laki, kemudian setelah shafnya penuh diisi oleh anak-anak, dan kemudian diisi oleh kaum wanita meskipun barisan di depannya belum penuh. "Andaikan shaf dalam sholat tidak berurut seperti di atas, maka hukumnya makruh," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (24/4/2023).

Hal ini dijelaskan dalam kitab I’anatu al-Tahlibin bahwa: