Senin 24 Apr 2023 12:30 WIB

Idul Fitri Kuatkan Moderasi Beragama dan Persatuan Bangsa

Kemenag Sulawesi Utara mengimbau warga manfaatkan idul fitri untuk kerukunan.

Ilustrasi merayakan Idul Fitri.
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Ilustrasi merayakan Idul Fitri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Utara (Sulut) H Sarbin Sehe mengajak umat Islam menyambut Idul Fitri 1444 Hijriah dengan terus menjaga kerukunan beragama di daerah tersebut.

"Tiada terasa bulan suci Ramadhan 1444 H/2023 M telah berakhir, bulan suci, mulia, istimewa dengan keutamaannya, bulan yang indah, bulan yang penuh dengan ampunan, nikmat dan karunia Allah, bulan bonus pahala, bulan berlipat ganda pahala telah pergi meninggalkan kita semua, semoga bisa berjumpa Ramadhan tahun depan 1445 H/2024 M," kata Sarbin, di Manado, Jumat (24/4/2023).

Baca Juga

Saat ini, katanya, menyambut datangnya 1 Syawal 1444 H/2023 M, pemerintah melalui Kementerian Agama RI menetapkan tanggal 1 Syawal 1444 H jatuh pada tangga 22 April 2023.

Dalam menyambut Idul Fitri 1444 H, pihaknya mengajak umat Islam selalu bersyukur kepada Allah SWT, atas Maha Rahman dan Rahim-Nya, taufiq dan hidayah-Nya, umat Islam telah menyelesaikan ibadah puasa dengan sukses, mampu mengendalikan hawa nafsu, sekaligus tahun ini 1444 H menggenapkan bilangan puasa sebanyak 30 hari.

"Dan supaya kalian menyempurnakan jumlah bilangan berpuasa di bulan Ramadhan dan supaya kalian mengagungkan Allah (Bertakbir) dan supaya kalian bersyukur kepada Allah SWT." Itulah pesan Alquran bersyukur dan mengagungkan Allah menyambut Hari Raya Idul Fitri.

"Maka kita patut bersyukur kepada Allah atas nikmat disempurnakannya berbagai ibadah di bulan Ramadhan, seperti berpuasa, kemudian shalat tarawih, membaca Alquran dan berbagai amaliah-amaliah lainnya," jelasnya.

Di menjelaskan Ramadhan adalah pendidikan rohani, melatih diri menjadi hamba yang taat, sehingga di tanggal 1 Syawal 1444 H keluar sebagai pemenang melawan hawa nafsu.

Oleh karena itu nilai pendidikan rohani dan aktifitas ibadah selama bulan suci Ramadhan hendaknya dilanjutkan setelah Ramadhan berakhir seperti tadarus Alquran, infak, sedekah, qiyamullail, agar ketaqwaan dan kefitraan yang telah diperoleh terus bersemayam dalam diri setiap pribadi muslim, sekaligus sebagai dakwah Islam.

Ketiga, mengajak umat Islam agar menjaga persatuan dan kesatuan, kebersamaan, memelihara ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah di tengah kehidupan kebhinnekaan, kemajemukan, pluralisme dan keragaman agama, etnis, ras, suku dan golongan.

Persatuan dan kesatuan, toleransi dan kerukunan harus menjadi pondasi kehidupan bagi umat beragama di Indonesia, khususnya di Sulawesi Utara, baik secara internal maupun eksternal antar umat beragama, termasuk arif dan bijak menyikapi perbedaan hari 1 Syawal 1444 H yang ditetapkan oleh pemerintah.

Menghormati dan menghargai perbedaan adalah wujud kedewasaan sebagai warga negara, warga bangsa dan warga beragama.

"Mari meluangkan waktu saling mengunjungi, bersalaman, maaf memaafkan satu dengan yang lain, bersihkan hati, sucikan jiwa, bumikan silaturrahim. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin yaa Robbalalamin," kata Sarbin.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement