REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kekuatan ekonomi Group of Seven (G7) menyerukan perpanjangan, implementasi penuh dan perluasan dari kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam. Kesepakatan bernama Black Sea Grain Initiative (BSGI) ditengahi oleh Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini ditandatangani di Istanbul pada Juli tahun lalu.
Desakan ini dituangkan dalam komunike pertemuan para menteri pertanian G7 setelah pertemuan dua hari di Miyazaki, Jepang. Mereka mengakui pentingnya kesepakatan tersebut.
"Kami sangat mendukung perpanjangan, implementasi penuh, dan perluasan BSGI," ujar komunike tersebut.
Ukraina mengekspor lebih dari 27 juta ton biji-bijian dari beberapa pelabuhan Laut Hitamnya. "Kami mengutuk upaya Rusia untuk menggunakan makanan sebagai alat destabilisasi dan sebagai alat pemaksaan geopolitik dan menegaskan kembali komitmen kami untuk bertindak dalam solidaritas dan mendukung mereka yang paling terpengaruh oleh persenjataan makanan Rusia," kata komunike para menteri pertanian.
Anggota G7 bersiap untuk mendukung pemulihan dan rekonstruksi Ukraina. Dukungan ini termasuk dengan memberikan keahlian dalam penghapusan lahan pertanian dan rekonstruksi infrastruktur pertanian.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dijadwalkan untuk membahas kesepakatan BSGI dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) PBB Antonio Guterres di New York pekan ini. Rusia yang menginvasi tetangganya pada Februari 2022 memberi isyarat kuat bahwa tidak akan membiarkan kesepakatan itu berlanjut setelah 18 Mei. Pemutusan ini karena daftar tuntutan untuk memfasilitasi ekspor biji-bijian dan pupuk milik Moskow belum dipenuhi.