REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hadis yang diriwayatkan Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah Al Quzwaini (Ibnu Majah) dan Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy'ats As-Sijistani (Abu Dawud) menjelaskan tentang adanya puasa sunnah enam hari pada bulan Syawal.
حَدَّثَنَا النُّفَيْلِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ وَسَعْدِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ ثَابِتٍ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ صَاحِبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ
Telah menceritakan kepada kami An Nufaili, Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari Shafwan bin Sulaim serta Sa'd bin Sa'id, dari Umar bin Tsabit Al Anshari, dari Abu Ayyub sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam, dari Nabi Muhammad SAW, beliau berkata, "Barangsiapa yang melakukan puasa pada Bulan Ramadhan kemudian ia ikutkan dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka seolah-olah ia berpuasa satu tahun." (HR Abu Dawud)
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ عَنْ سَعْدِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصَوْمِ الدَّهْرِ
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair dari Sa'd bin Sa'id dari Umar bin Tsabit dari Abu Ayyub ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka itu senilai puasa satu tahun." (HR Ibnu Majah)
Pengasuh Rumah Fiqih, Ustadz Ahmad Sarwat Lc dalam diskusi tanya jawab sebagaimana dikutip dari laman Rumah Fiqih menjelaskan pendapat Asy-Syafi'iyah dan sebagian Al-Hanabilah terkait puasa enam hari pada bulan Syawal.
Al-Imam Asy-Syafi'i dan sebagian fuqaha Al-Hanabilah mengatakan bahwa afdholnya puasa enam hari pada bulan Syawal itu dilakukan secarar berturut-turut setelah hari raya Idul Fithri.
Sehingga afdholnya menurut mazhab ini puasa Syawal dilakukan sejak tanggal 2 hingga tanggal 7 Syawal. Dengan alasan agar jangan sampai timbul halangan jika ditunda-tunda.
Nampaknya pendapat ini didukung oleh beberapa kalangan umat Islam di Indonesia. Misalnya di daerah Pekalongan, Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Muslim di sana punya kebiasaan puasa Syawal selama enam hari berturut-turut sejak tanggal 2 Syawal.