REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan yang penuh dengan keberkahan kini telah resmi usai. Meski demikian, bukan berarti amalan dan ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim juga ikut berhenti.
Dalam QS Al-Insyirah ayat 7 hingga 8 disampaikan, "Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain; dan hanya kepada Tuhanmu berharaplah."
Di bulan Syawal ini, ada beberapa amalan yang bisa dilakukan oleh Muslim untuk meningkatkan iman. Dilansir dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), setidaknya ada empat amalan yang bisa dilakukan selama bulan ini.
1. Puasa enam hari
Amalan untuk berpuasa di bulan Syawal ini disabdakan oleh Rasulullah SAW. Dari Abu Ayyub Al Anshoriy, beliau bersabda: "Siapa saja yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa seperti setahun penuh.” (HR Muslim).
Pelaksanaan puasa Syawal ini boleh dilakukan secara berturut-turut dan boleh juga memilih hari yang diinginkan di bulan Syawal meskipun tidak berturut-turut.
2. Silaturahim
Silaturahim atau silaturahmi berasal dari bahasa Arab yang berarti jalinan kasih sayang, hubungan kasih sayang. Amalan ini dianjurkan untuk dilakukan kapan saja, tidak terbatas oleh waktu.
Selain untuk menjalin kasih sayang, hal ini juga bisa dimanfaatkan untuk memupuk hubungan dengan saling mengunjungi kerabat dan keluarga. Terlebih setelah shalat Idul Fitri, sesama kerabat bisa mengucapkan selamat dan mendoakan dalam kebaikan.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW disebut pernah bersabda, "Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya ia menyambung silaturrahminya (dengan kerabat)." (HR. Bukhari)
3. Menjaga shalat wajib dan sunnah
Pengingat untuk menjaga shalat, baik yang wajib maupun yang sunnah, tertulis dalam QS Al-Baqarah ayat 238, " Hendaklah kalian senantiasa menjaga salat-salat (yang telah diperintahkan)…"
Karena itu, amalan shalat yang sudah dijalankan secara rutin selama bulan Ramadhan ini hendaknya juga dijaga di luar bulan suci.
Nabi Muhammad SAW pun pernah mengingatkan keutamaan agar menjaga shalat tepat waktu. Dalam HR Ahmad, "Siapa saja yang menjaga sholat maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat. Sedangkan, siapa saja yang tidak menjaga sholat, dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan. Dan pada hari kiamat nanti, dia akan dikumpulkan bersama dengan Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf."
4. Menikah
Amalan ini didasarkan pada riwayat 'Aisyah ra. Ia menyebut, "Rasulullah SAW menikahiku pada bulan Syawwal dan berkumpul denganku pada bulan Syawwal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?” (HR Muslim).
Imam An Nawawi memberikan penjelasan terhadap hadist ini. Ia menyebut hadis ini memiliki anjuran untuk menikahkan, menikah dan membangun rumah tangga pada bulan Syawal.
Di tengah masyarakat terdapat anggapan yang keliru, yaitu menikah di bulan Syawal akan membawa malapetaka. Sebagaimana penjelasan imam Ibnu Katsir, bahwa Rasulullah menikahi Aisyah untuk membantah keyakinan yang keliru sebagian masyarakat saat itu. Mereka tidak suka menikah di antara dua Id (bulan Syawal termasuk di antara Idul fitri dan Idul adha), karena khawatir akan terjadi perceraian.