REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan warga negara Indonesia (WNI) menggelar Shalat Idul Fitri di Sekolah Thareq Bin Ziyad (TBZ) di Doha, Qatar beberapa waktu lalu.
Diikuti oleh WNI dari berbagai latar belakang di antaranya pekerja rumah tangga, pekerja ladang, serta para ekspatriat yang bekerja di sektor migas, itu adalah kali pertama setelah enam tahun terakhir masyarakat Indonesia di Qatar tidak melaksanakan Shalat Id bersama dalam skala yang masif.
Duta Besar RI untuk Qatar Ridwan Hassan--dalam pesan yang disampaikan oleh Koordinator Fungsi Pendidikan, Sosial, dan Budaya KBRI Doha Ali Murtado--mengingatkan kembali pentingnya setiap WNI di Qatar merawat kebersamaan dan tenggang rasa.
Dubes Ridwan Hassan sendiri berhalangan hadir dalam Shalat Id karena pada saat yang sama harus memenuhi undangan Amir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al Thani.
"Yang terindah dari Idul Fitri adalah pesan maaf, kebersamaan, dan tenggang rasa. Hari ini kita merasakannya," kata Dubes Ridwan.
Kegiatan WNI di Qatar selama Ramadhan terbilang padat. Sejak sebelum Ramadhan, KBRI bekerja sama dengan Indonesian Muslim Society in Qatar (IMSQA) dan kelompok masyarakat lain seperti Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) di Qatar telah menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti tarhib Ramadhan, festival Ramadhan, Nuzulul Quran, pelayanan kesehatan, bakti sosial, dan bazar.
"Kolaborasi yang sangat baik seperti ini tidak boleh berhenti dengan berakhirnya Ramadhan. Bulan Ramadhan boleh berlalu, tetapi warisan yang pernah ditinggalkan Ramadhan tidak boleh hilang," tutur Ridwan.
Sesuai penetapan Kantor Kementerian Urusan Agama Islam dan Wakaf (Awqaf) Qatar, Hari Raya Idul Fitri di negara tersebut jatuh pada Jumat, 21 April 2023.