REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Bukit Bait Suci atau Temple Mount dibuka kembali untuk pengunjung Yahudi pada Senin (24/4/2023) pagi. Sebelumnya, area ini sempat ditutup selama 12 hari terakhir akhir Ramadhan dan selama perayaan Idul Fitri.
Temple Mount dibuka kembali untuk pengunjung Yahudi pada Ahad hingga Kamis, dari pukul 07.00-11.30 dan pukul 13.30-14.30 waktu setempat. Kelompok besar pengunjung diperkirakan akan mengunjungi situs tersebut pada Rabu (26/4/2023) esok untuk Hari Kemerdekaan.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, meminta warga Israel mengunjungi Temple Mount mulai hari ini, pada Hari Kemerdekaan dan seterusnya setiap hari.
"Sadarilah hubungan Yahudi dengan tempat itu dan nikmati buah dari aktivitas polisi yang intens dan berdedikasi, untuk keamanan dan perlindungan negara peziarah ke Temple Mount melawan musuh Israel," ujar dia, dikutip di Jerusalem Post, Senin (24/4/2023).
Sebelumnya, sebanyak 120 ribu orang dilaporkan melakukan sholat Idul Fitri di Masjid Al Aqsa di Yerusalem yang diduduki, Jumat (21/4/2023). Departemen Wakaf Islam menyebut sholat berjamaah ini dilakukan meskipun ada tindakan tegas yang diambil oleh otoritas pendudukan Israel.
Di hari yang sama, muncul pemberitaan pasukan pendudukan menyerang pemuda Palestina. Mereka dipukuli dengan tongkat di dekat Gerbang Singa, saat sedang dalam perjalanan untuk menunaikan sholat Idul Fitri.
Selama bulan Ramadhan ini, kompleks masjid Al Aqsa menjadi saksi serangan malam berturut-turut oleh pasukan pendudukan Israel. Pasukan ini tidak hanya menghalangi masuknya Muslim ke dalam kompleks, tetapi juga melakukan serangan terhadap jamaah dan pengasingan di masjid.
Pada 4 dan 5 April lalu, ditandai sebagai puncak serangan terhadap Muslim. pasukan pendudukan menggerebek masjid al-Aqsa dan menyerang jamaah, dalam adegan mengejutkan yang terekam video dan dibagikan secara luas di media sosial, yang menimbulkan kecaman internasional.
Kebrutalan polisi terhadap jamaah ini mengingatkan pada ketegangan Ramadhan 2021 dan kekerasan Mei, atas pengambilalihan properti Palestina di Sheikh Jarrah oleh pemukim Israel.
Tidak hanya itu, mereka juga melakukan perambahan di kompleks masjid dan kekerasan massa, yang berpuncak pada serangan gencar Israel di Gaza dan protes skala besar sepanjang sejarah Palestina.