Senin 24 Apr 2023 13:49 WIB

Anak Buahnya Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah, Prof Thomas: Perlu Dilihat Konteks

Andi Pangerang Hasanuddin tantang dilaporkan, dan dipenjara dengan pasal pembunuhan.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Erik Purnama Putra
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin mengingatkan, masalah yang mendera pakar astronomi BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin harus dilihat utuh. Dia pun meminta waktu untuk memeriksa status AP Hasanuddin yang viral di kolom komentar Facebook-nya, untuk memberi tanggapan lebih lanjut.

"Perlu dilihat konteks komentar sebelumnya, sedang saya cari di Facebook saya," kata Thomas mengklarifikasi kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin (24/4/2023).

 

Polemik itu bermula dari status Facebook yang ditulis oleh Prof Thomas Djamaluddin. Mantan kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) itu heran dengan Muhammadiyah yang tidak taat kepada pemerintah terkait penentuan Lebaran 2023, namun ingin memakai lapangan untuk sholat Idul Fitri.

"Eh, masih minta difasilitasi tempat sholat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas," ujar Thomas dalam status yang viral dikutip Republika.co.id.

Status Thomas ditanggapi anak buahnya yang merupakan pakar astronomi BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin. Melalui akun AP Hasanuddin, ia menuliskan kemarahan atas sikap Muhammadiyah dengan me-mention akun Ahmad Fauzan S.

Baca: Rektor UMJ Kecam Gaya Preman Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah

"Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih egosektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan egosektoral saja?" kata Hasanuddin.

Dia masih melanjutkan statusnya yang mengancam setelah berdebat dengan warganet lain. "Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi.

Kini status AP Hasanudin viral di berbagai kanal media sosial. Di lini masa Twitter dan Facebook, statusnya banyak disebar, termasuk di grup Whatsapp. Republika.co.id sudah mencoba melihat akun AP Hasanudin, namun sudah digembok. Republika.co.id juga mencoba mengonfirmasi masalah itu kepada pimpinan BRIN, namun memilih enggan berkomentar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement