REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Ratusan orang berkumpul di Ibu Kota Dhaka, Bangladesh pekan ini untuk berdoa memohon hujan. Langkah tersebut dilakukan setelah Bangladesh mencatat suhu mencapai 40,6 derajat Celcius, yang merupakan rekor tertinggi sejak 1960-an.
"Mereka berdoa meminta hujan. Mereka juga berdoa untuk meredakan suhu dan perlindungan dari gelombang panas," kata kepala polisi setempat Abul Kalam Azad, dilaporkan Channel News Asia.
Bangladesh terkena dampak perubahan iklim, mulai dari mengalami banjir yang menghancurkan dan curah hujan yang semakin tidak menentu. Sementara di India setidaknya 13 orang meninggal karena sengatan panas dalam sebuah acara penghargaan yang diadakan di luar ruangan di bagian barat negara itu pada Ahad (16/4/2023).
Insiden itu terjadi ketika otoritas cuaca India menyatakan, bagian utara dan timur India mengalami suhu sekitar tiga hingga empat derajat Celcius di atas normal. Urmila Das, seorang ibu rumah tangga di Kota Guwahati, mengatakan keluarganya menderita karena panas ekstrem.
"Kami tidak terbiasa dengan panas seperti ini," kata Urmila Das.
Urmila Das menambahkan, dia tidak menyekolahkan anak-anaknya sebagai tindakan pencegahan. "Biasanya, kami mengalami hujan di bagian wilayah ini dari pertengahan Maret tetapi tidak ada hujan tahun ini. Ini sangat sulit," ujarnya.
Sementara seorang buruh kontrak, Sumu Bezbaruah, yang bekerja mengirimkan pasokan ke toko-toko menyatakan, dia merasakan panas yang luar biasa. Panas ekstrem ini membuat pekerjaannya semakin sulit.
"Menjadi sangat sulit untuk bepergian dan mengirimkan barang. Saya tidak ingat pernah mengalami cuaca seperti ini di masa lalu," ujar Bezbaruah.