Senin 24 Apr 2023 17:09 WIB

Pengakuan Peneliti BRIN Soal Postingan Viral: Dilandasi Rasa Emosi

Ia meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulang aksi yang sama.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Yusuf Assidiq
Ancaman di media sosial. Ilustrasi
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ancaman di media sosial. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Postingan status pakar dan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin soal ancaman membunuh semua warga Muhammadiyah ramai di media sosial. Kini, beredar surat permintaan maaf dan klarifikasi dari yang bersangkutan.

Dalam klarifikasinya, ia mengakui jika komentar di akun Facebook nya merupakan keterangan benar dan kesadaran pribadi. “Saya berkomentar demikian dilandasi dari rasa emosi dan ketidakbijaksanaan saya saat melihat akun tersebut diserang oleh sebagian warga Muhammadiyah,” kata AP Hasanuddin dalam surat yang beredar tersebut, dikutip, Senin (24/4/2023).

Menurutnya, komentar di Facebook kemarin, 23 April 2023, di akun Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djalaluddin, tidak sedang diretas oleh orang lain. Sebab itu, pihaknya mengucapkan permintaan maaf dan berjanji tidak akan mengulang aksi yang sama.

“Saya bersedia diproses lebih lanjut jika diperlukan, dan saya minta maaf sebesar-besarnya,” kata dia.

Diketahui, ramai di media sosial Facebook soal balasan komentar dari peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin. Komentar pakar astronomi BRIN itu, menyinggung perbedaan jadwal Idul Fitri 1444 H warga Muhammadiyah, dan menganggap mereka sebagai musuh bersama dalam hal takhayul, bid’ah dan churofat.

Awalnya, AP Hasanuddin berkomentar di kolom penyataan Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djalaluddin. Di awal mula konflik daring itu, disebutkan Thomas jika Muhammadiyah tidak taat kepada pemerintah soal penetapan Lebaran 2023.

Republika sudah mengkonfirmasi pernyataan itu kepada Thomas langsung. Namun demikian, dirinya meminta waktu untuk menjelaskan lebih jauh dengan mempelajari setiap komentar dari awal.

“Perlu dilihat konteks komentar sebelumnya, sedang saya cari di Facebook saya,” kata Thomas mengklarifikasi.

Aral melintang, pernyataan di lini Facebook Thomas, direspons oleh AP Hasanuddin dengan kecaman dan umpatan. Dirinya mengecam sikap Muhammadiyah dan menuding organisasi ke-Islaman itu disusupi Hizbut Tahrir.

“Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement