REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Muslim di seluruh dunia telah menjalani puasa selama30 hari terakhir. Bagi masyarakat yang berada di Turki, inilah waktunya menikmati suguhan manis tanpa batas untuk semua orang, terlepas dari kepercayaan mereka.
Festival keagamaan Idul Fitri di Turki ini juga dikenal sebagai 'Pesta Manis' (Şeker Bayramı). Seperti namanya, inti dari perayaan selama tiga hari ini adalah sesuatu yang manis, bisa permen, cokelat, jajanan khas Turki, atau mungkin baklava buatan sendiri yang sering menjadi bintang pertunjukan.
Sehari sebelum Idul Fitri, banyak toko dan pasar tetap buka hingga larut malam, memberi kesempatan bagi pembeli di menit-menit terakhir mendapatkan permen, pakaian baru khusus untuk anak-anak, maupun botol eau de cologne. Pada saat yang sama, ahli dapur akan sibuk menyiapkan baklava atau jenis lainnya dan menggulung daun anggur isi, hidangan wajib untuk acara-acara khusus.
Di hari Idul Fitri, biasanya dimulai dengan sholat khusus di masjid-masjid di pagi hari. Meskipun wajib bagi pria dalam Islam untuk menghadiri sholat, beberapa wanita juga turut berpartisipasi.
Ketika semua orang kembali ke rumah setelah menjalankan sholat Id, anggota keluarga akan saling mengucapkan selamat Idul Fitri dengan cara khusus, yaitu mencium tangan. Anggota keluarga yang muda akan mencium tangan kanan yang lebih tua, sebelum menyentuhnya dengan dahi mereka.
Mereka yang mencium tangan, jika seorang anak, nantinya akan menerima permen, cokelat, atau uang saku. Di beberapa kesempatan, mereka juga bisa mendapatkan saputangan dari keluarga yang mencoba menjaga tradisi tetap hidup.
Dilansir di Euro News, Senin (24/4/2023), meja makan biasanya penuh sesak dengan anggota keluarga besar, tetapi tidak berlangsung terlalu lama. Mengetahui bahwa permen dan cokelat akan ditawarkan pada siang hari, maka makan pagi ini dilakukan dengan singkat.
Sementara keluarga melakukan kunjungan singkat ke tetangga dan kerabat, generasi yang lebih tua biasanya tinggal di rumah menanti orang yang lebih muda akan mengetuk pintu. Anak-anak juga berkumpul untuk berkeliling dari rumah ke rumah, mengisi tas mereka dengan permen warna-warni atau dengan uang kembalian.
Setiap tamu selalu disambut dengan eau de cologne selama Idul Fitri, kebiasaan rutin untuk menyambut tamu di Turki. Cairan penyegar dengan wewangian ini mengalami masa kejayaannya selama pandemi dengan kadar alkohol yang tinggi, bertindak seperti disinfektan.
Setelahnya, dihadirkan suguhan di antara kerabat dan keluarga. Untuk berkumpul dengan sebanyak mungkin kerabat dan sahabat, kunjungan rumah ini biasanya dilakukan secara singkat. Itu sebabnya tuan rumah menyiapkan makanan yang bisa dikunyah daripada sesuatu di meja makan yang mewah.
Daun anggur isi, kue kering, serta kue puffy akan menemani suguhan utama, yaitu baklava atau makanan penutup manis serupa yang dibuat dengan sirup. Siklus pertemuan dan saling mengunjungi antarkeluarga dan kerabat ini akan berlanjut selama tiga hari ke depan. Meski demikian, saat ini jumlah Muslim yang memilih untuk berlibur jauh dari keluarga dan teman semakin meningkat.
Di hari raya ini, mendiang orang tersayang juga tidak dilupakan. Sama seperti di Indonesia, keluarga akan mengunjungi kuburan pada hari pertama Idul Fitri atau sehari sebelumnya untuk mendoakan almarhum.