Senin 24 Apr 2023 21:38 WIB

Mantan Ketum Pemuda Muhammadiyah Nilai Thomas Djamaluddin tak Bijak, Perlu Disanksi

Thomas Djamaluddin semestinya tidak melakukan provokasi di media sosialnya

Red: Nashih Nashrullah
Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, menyatakan Thomas Djamaluddin semestinya tidak melakukan provokasi di media sosialnya
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, menyatakan Thomas Djamaluddin semestinya tidak melakukan provokasi di media sosialnya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dunia maya dihebohkan dengan status peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Status itu ingin membunuh semua warga Muhammadiyah karena merayakan Lebaran pada Jumat (21/4/2023). Hal itu berbeda dengan pemerintah yang menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah pada Sabtu (21/4/2023). 

Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mengatakan perdebatan dan pergumulan soal penetapan 1 Syawal di Indonesia tidak hanya terjadi tahun ini. Sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. 

Baca Juga

Salah seorang yang membuat perdebatan selalu panas dan keras adalah Thomas Djamaluddin. “Thomas dikenal sangat keras membela metode rukyat dan mengecam metode hisab,” kata dia dalam keterangannya, Senin (24/4/2023). 

Saleh menilai sebagai ilmuwan, Thomas sangat tidak bijak. Bahkan pada titik tertentu, dia menggiring pada perdebatan yang menjurus pada perpecahan. Di tingkat akar rumput, hal ini sangat mencemaskan dan mengkhawatirkan.