Selasa 25 Apr 2023 00:54 WIB

Minum Alkohol Bisa Berkontribusi pada Nyeri Kronis

Alkohol membuat orang lebih sensitif terhadap rasa sakit

Minum minuman beralkohol berimbas pada berbagai aspek kesehatan, salah satunya dapat berkontribusi terhadap kemunculan nyeri kronis. Hal itu terungkap lewat penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Pharmacology pada 12 April 2023.
Foto: www.freepik.com
Minum minuman beralkohol berimbas pada berbagai aspek kesehatan, salah satunya dapat berkontribusi terhadap kemunculan nyeri kronis. Hal itu terungkap lewat penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Pharmacology pada 12 April 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minum minuman beralkohol berimbas pada berbagai aspek kesehatan, salah satunya dapat berkontribusi terhadap kemunculan nyeri kronis. Hal itu terungkap lewat penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Pharmacology pada 12 April 2023.

Penjelasannya, alkohol membuat orang lebih sensitif terhadap rasa sakit, melalui dua mekanisme molekuler yang berbeda. Satu mekanisme didorong oleh asupan alkohol dan satu lagi oleh fase withdrawal atau gejala putus alkohol, yaitu gejala yang terjadi ketika seseorang berhenti mengonsumsi alkohol setelah periode minum berat.

Para ilmuwan di Scripps Research yang menggagas studi itu menyoroti tentang hubungan kompleks antara alkohol dan rasa sakit. Tim peneliti tertarik mempelajari penyebab mendasar dari berbagai jenis rasa sakit terkait kebiasaan minum alkohol.

"Ada kebutuhan mendesak untuk lebih memahami jalan dua arah antara nyeri kronis dan ketergantungan alkohol. Nyeri adalah gejala umum pada pasien yang mengalami ketergantungan alkohol, sekaligus alasan mengapa orang terdorong untuk minum lagi," kata penulis senior studi Marisa Roberto, dikutip dari laman Science Daily, Selasa (25/4/2023).

Nyeri kronis terbukti menjadi dampak umum konsumsi alkohol jangka panjang. Lebih dari separuh orang dengan gangguan penggunaan alkohol (AUD), yang meliputi penyalahgunaan alkohol, ketergantungan alkohol, dan kecanduan alkohol, mengalami jenis rasa sakit yang terus-menerus.

Ini termasuk neuropati alkoholik, yaitu kerusakan saraf yang menyebabkan nyeri kronis dan gejala lainnya. Studi juga menemukan bahwa AUD dikaitkan dengan perubahan cara otak memproses sinyal rasa sakit, serta perubahan cara aktivasi sistem kekebalan terjadi.

Pada gilirannya, rasa sakit ini dapat menyebabkan peningkatan konsumsi alkohol. Selain itu, selama fase withdrawal, orang dengan AUD dapat mengalami kondisi yang disebut allodynia, di mana rangsangan yang tidak berbahaya dianggap menyakitkan.

Seiring waktu, AUD dapat memicu perkembangan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, strok, penyakit liver, dan beberapa jenis kanker. Roberto dan timnya melanjutkan studi tentang cara mendiagnosis atau mengobati kondisi nyeri kronis yang berhubungan dengan alkohol. Diharapkan, hasil studi lanjutan dapat digunakan untuk membedakan jenis nyeri dan dimanfaatkan untuk pengembangan terapi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement