Selasa 25 Apr 2023 06:26 WIB

Warganya Diancam Dibunuh, PP Muhammadiyah: Tunjukkan Kita Berkeadaban dan Berilmu

Warga Muhammadiyah diimbau tak bersikap yang sama dengan yang kerdil pemikirannya.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fernan Rahadi
Logo Muhammadiyah.
Foto: Antara
Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengimbau seluruh warga Muhammadiyah untuk tetap tenang dalam menyikapi pernyataan peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin maupun Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin. Haedar mengatakan, jangan sampai warga Muhammadiyah menunjukan sikap sama.

"Diimbau kepada seluruh warga Muhammadiyah agar tidak bersikap yang sama mereka yang kerdil sikap dan pemikirannya dalam beragama dan berbangsa," kata Haedar dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (24/4/2023).

Baca Juga

Sebaliknya, Haedar berharap warga Muhammadiyah bersikap lebih berkeadaban dan berilmu khususnya di kehidupan nyata.

"Tunjukkan bahwa warga Muhammadiyah berkeadaban, berilmu, berbangsa, dan bahkan beragama lebih baik di dunia nyata," kata Haedar.

Hal serupa juga disampaikan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad yang mengimbau agar warga Muhammadiyah agar tetap bijak dan dewasa. Dadang menambahkan, Muhammadiyah sudah kenyang pengalaman diperlakukan negatif atau buruk seperti itu sepanjang perjalanan sejarahnya hingga kini.

"Kami mengimbau agar warga tidak terpancing dengan berbagai cemoohan, sinisme, tudingan, hujatan, kritik yang menyerang, hingga ada oknum yang mengancam secara fisik terkait perbedaan pelaksanaan idul fitri 1444 Hijriyah," kata Dadang.

Dadan mengajak kepada para pihak yang tak sejalan dengan pandangan keislaman Muhammadiyah agar kedepankan akal sehat, sikap ilmiah yang objektif, dan keluhuran adab Islam layaknya orang beragama dan berilmu.

"Bila di negeri ini para petinggi negeri selama ini begitu gencar menyuarakan moderasi dan toleransi dalam beragama dan berbangsa serta ajakan jangan radikal dan intoleran," kata Dadang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement