Selasa 25 Apr 2023 12:41 WIB

Terus Naik, Anggaran Militer Dunia Capai Angka Tertinggi Dalam 30 Tahun Terakhir

Anggaran militer AS, Cina dan Rusia mencakup 56 persen anggaran militer dunia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi latihan militer. Organisasi pemantau anggaran pertahanan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) merilis laporan yang mengungkapkan anggaran pertahanan negara-negara di seluruh dunia naik 3,7 persen pada tahun 2022.
Foto: EPA-EFE/KIM HEE-CHUL
Ilustrasi latihan militer. Organisasi pemantau anggaran pertahanan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) merilis laporan yang mengungkapkan anggaran pertahanan negara-negara di seluruh dunia naik 3,7 persen pada tahun 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Organisasi pemantau anggaran pertahanan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) merilis laporan yang mengungkapkan anggaran pertahanan negara-negara di seluruh dunia naik 3,7 persen pada tahun 2022. Anggaran militer dunia tahun lalu mencapai angka tertinggi dalam 30 tahun sekitar 2.240 miliar dolar AS.

Dalam laporannya, SIPRI mengatakan, Amerika Serikat (AS), Cina, dan Rusia merupakan negara-negara dengan pengeluaran militer besar tahun 2022. Anggaran militer tiga negara itu mencakup 56 persen anggaran militer dunia.

Baca Juga

SIPRI mencatat kenaikan anggaran tertinggi terjadi di Eropa dengan Rusia dan Ukraina yang paling banyak mengeluarkan anggaran militer. Namun, bantuan militer ke Ukraina dan ancaman dari Rusia mendorong negara-negara lain di benua itu juga menaikkan anggaran militernya.

"Terus naiknya anggaran militer global beberapa tahun terakhir menandakan kita hidup di dunia yang semakin tidak aman," kata peneliti senior Program Anggaran Militer dan Produksi Senjata SIPRI Nan Tian, Senin (24/4/2023).

"Negara-negara meningkatkan kekuatan militer sebagai respon memburuknya lingkungan keamanan, yang mana menurut mereka tidak akan membaik dalam waktu dekat," katanya menambahkan.

Total pengeluaran militer negara Eropa Barat dan Tengah pada tahun 2022 mencapai 345 miliar dolar AS. Pertama kalinya anggaran militer negara-negara itu mencapai angka tersebut sejak 1989, ketika Perang Dingin berakhir dan 30 persen lebih tinggi dari 2013.

Beberapa negara menaikkan dengan signifikan anggaran militernya setelah Rusia menggelar invasi ke Ukraina pada Februari 2020. Sementara beberapa lainnya mengumumkan akan menaikan anggarannya hingga satu dekade ke depan.

"Invasi Ukraina berdampak nyata pada keputusan anggaran militer di Eropa Barat dan Tengah, ini termasuk rencana multi-tahun untuk mendorong pengeluaran beberapa pemerintah," kata peneliti senior Program Anggaran Militer dan Produksi Senjata SIPRI Diego Lopes da Silva.

"Hasilnya, kami dapat memprediksi anggaran militer di Eropa Barat dan Tengah beberapa tahun ke depan akan terus naik," tambahnya.

Kenaikan tertinggi terjadi di Finlandia yang menaikkan anggaran militernya hingga 36 persen, Lithuania sebesar 27 persen, Swedia sebesar 12 persen, dan Polandia sekitar 11 persen.

"Sementara invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022 jelas berdampak pada keputusan anggaran militer pada tahun 2022, kekhawatiran mengenai agresi Rusia telah berkembang lebih kuat," kata peneliti Anggaran Militer dan Produksi Senjata SIPRI lainnya Lorenzo Scarazzato.

"Banyak negara bekas blok Timur yang menaikan anggaran militer dua kali lipat sejak 2014, tahun ketika Rusia menganeksasi Crimea," katanya.

Anggaran militer Rusia pada tahun 2022 diperkirakan naik sekitar 9,2 persen menjadi 86,4 miliar dolar AS. Setara dengan 4,1 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Rusia pada tahun 2022, naik dibanding tahun 2021 yang hanya 3,1 persen dari PDB.

Angka yang dirilis Rusia pada akhir 2022 menunjukkan pengeluaran pada pertahanan nasional, yang merupakan komponen terbesar anggaran militer Rusia, sudah 34 persen lebih tinggi dari rencana anggaran yang diungkapkan tahun 2021.

"Perbedaan antara rencana anggaran Rusia dan pengeluaran militer sebenarnya pada tahun 2022 mengindikasi invasi ke Ukraina menelan biaya yang lebih besar bagi Rusia dari yang diantisipasi," kata Direktur Program Anggaran Militer dan Produksi Senjata SIPRI Lucie Béraud-Sudreau.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan pengeluaran militer terbesar di dunia. Pada tahun 2022, anggaran militer AS sekitar 877 miliar dolar AS.

Cina dan Jepang menjadi negara dengan pengeluaran militer terbesar di Asia. Cina negara dengan anggaran militer terbesar kedua di dunia menggelontorkan sekitar 292 miliar dolar sementara Jepang sekitar 46 miliar dolar pada tahun 2022. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement