REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, melibatkan pelaku usaha pariwisata dalam menyiapkan perayaan "Lebaran Topat" (ketupat) yang akan dirayakan tujuh hari setelah Idul Fitri 1444 Hijriah (H+7) atau pada 29 April 2023.
"Tahun ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat akan kembali merayakan tradisi Lebaran Topat. Kami akan lebih melibatkan pelaku usaha pariwisata dan wisatawan yang ada di Senggigi," kata Kepala Dispar Kabupaten Lombok Barat M Fajar Taufik di Kabupaten Lombok Barat, NTB, Selasa (25/4/2023).
Ia mengatakan perayaan Lebaran Topat merupakan tradisi yang rutin dilakukan umat Islam di Pulau Lombok, setelah Idul Fitri.
Tradisi itu dilaksanakan masyarakat Lombok sepekan setelah Lebaran atau setelah menunaikan puasa sunah Syawal selama enam hari berturut-turut.
Namun, sejak 2020, kata Fajar, pemerintah daerah tidak menggelar secara resmi kegiatan khusus untuk merayakan Lebaran Topat karena pandemi COVID-19.
"Tahun ini, kita akan merayakan tradisi Lebaran Topat dan dilaksanakan pada hari ketujuh bulan Syawal atau Sabtu (29/4/2023) mendatang. Pusat perayaan di kawasan pantai, salah satunya di kawasan wisata Pantai Senggigi," ujarnya.
Menurut dia, tradisi perayaan Lebaran Topat dimulai dengan melaksanakan prosesi adat seperti berziarah kubur, mengambil air, dan berdoa. Setelah prosesi adat, bupati bersama warga kemudian merayakan Lebaran Topat di Pantai Duduk, Kecamatan Batulayar.
Perayaan Lebaran Topat juga akan dimeriahkan dengan atraksi kesenian serta berbagai kegiatan seperti lomba dulang pesaji, festival usaha kecil dan menengah (UMKM), dan lomba parade gunungan topat.
"Yang beda dari event sebelumnya, kita adakan lomba gunungan topat yang pesertanya dari pelaku pariwisata hotel dan restoran, lalu ada festival UMKM yang pesertanya UMKM yang sudah terdata di Dinas Perindustrian dan Perdagangan," ucap Taufik.