Selasa 25 Apr 2023 13:10 WIB

Ferdinand Marcos Jr Minta Kejelasan Komitmen Amerika Serikat Terkait Keamanan Kawasan

AS dan Filipina menandatangani pakta keamanan pada 1951.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
 Menteri Pertahanan A.S. Lloyd James Austin III (kanan)  berpose dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada kunjungan kehormatan di Istana Malacanang di Manila, Filipina, Kamis (2/2/2023).
Foto: Jam Sta Rosa/Pool Photo via AP
Menteri Pertahanan A.S. Lloyd James Austin III (kanan) berpose dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada kunjungan kehormatan di Istana Malacanang di Manila, Filipina, Kamis (2/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan akan menekan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk menjelaskan sejauh mana komitmen AS untuk melindungi Filipina berdasarkan pakta keamanan 1951. Ia menyinggung memanasnya ketegangan di kawasan.

Dua pemerintah Filipina sebelumnya sudah mendesak AS untuk lebih spesifik dalam situasi seperti apa Washington akan membela sekutu lamanya di Asia Tenggara berdasarkan Perjanjian Pertahanan Bersama. Desakan ini disampaikan saat resiko konfrontasi di Luat Cina Selatan meningkat.

Baca Juga

Marcos akan menggelar pembicaraan dengan Biden di Washington pada 1 Mei mendatang. Gedung Putih mengatakan pertemuan itu akan menegaskan kembali "komitmen tak tergoyahkan untuk mempertahankan Filipina."

"(Perjanjian itu) perlu disesuaikan karena perubahan situasi yang kami hadapi di Laut Cina Selatan, Taiwan, Korea Utara," kata Marcos dalam wawancara radio, Senin (24/4/2023).

"Situasinya memanas," tambahnya.

Sementara itu Cina membangun aset militer dan penjaga pantainya di Laut Cina Selatan. Termasuk di pulau reklamasi di kepulauan Spratly. Cina melengkapinya dengan sistem rudal yang mampu menjangkau Filipina.

Desakan ini juga disampaikan saat pemerintah Biden dan Marcos meningkatkan aliansi militernya. Jumlah personel militer AS dalam latihan militer gabungan tahun ini tembus rekor dan Filipina hampir melipatgandakan pangkalan militernya yang dapat diakses Washington.

Filipina mengatakan kesepakatan mengenai pangkalan militer untuk kepentingannya sendiri.

Namun Cina mengatakan pakta dengan AS memicu ketegangan di kawasan. Pada Senin kemarin Marcos mengatakan ia dan Biden akan membahas apa yang sebenarnya diperlukan dalam aliansi mereka dan bagaimana mengelola ketegangan dengan Cina.

"Apa kemitraan kami sebenarnya? Apa yang bisa kami lakukan untuk menurunkan ketegangan atau mengurangi retorika? Karena terdapat pertukaran kata-kata keras," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement