REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy yang tengah berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai harus berjuang untuk mengevakuasi istri dan ketiga anaknya saat gempa magnitudo 6,9 melanda daerah itu.
"Ketika gempa terjadi pukul 03.00 WIB terasa goncangan yang cukup keras. Saya dan keluarga segera mengungsi ke tempat lebih tinggi itu sekitar 03.10 WIB," kata Audy.
Ia menggendong anak yang paling kecil sambil berlari bersama istri dan dua anaknya yang lebih besar untuk mencari tempat aman untuk mengungsi karena BMKG mengeluarkan peringatan tsunami I.
"Kami bersama beberapa tim naik kapal kecil dari pulau menuju Pulau Sipora, ke Tua Peijat. Dari situ kami lari ke daerah gunung untuk mengungsi ke tempat yang lebih baik sampai peringatan tsunami dicabut," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini kondisi keluarga semuanya sehat dan aman walaupun ada sedikit trauma dari anak-anak karena goncangannya memang cukup keras dan harus evakuasi tengah malam dalam gelap, menyeberangi laut dan lari ke atas gunung.
Audy bersyukur masih diberikan keselamatan oleh yang kuasa untuk keluarganya dan untuk masyarakat Sumbar, terutama masyarakat Kabupaten Mentawai yang paling kuat merasakan gempa.
Sementara itu, Plt Kepala Pelaksana BPBD Sumatra Barat Arry Yuswandi mengatakan, hingga saat ini laporan sementara tidak ada korban jiwa dan kerusakan berat akibat gempa yang dirasakan hampir di seluruh kabupaten dan kota di Sumbar itu.
"Kita terus mengumpulkan informasi dari kabupaten dan kota karena pendataan masih dilakukan," katanya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Dr Daryono, S. Si, M. Si melalui rilis tertulis mengatakan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 6,9 dari awalnya disebutkan M 7,3.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,94 LS: 98,38 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 177 km barat laut Kepulauan Mentawai Sumatra Barat pada kedalaman 23 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Siberut, Mentawai, dengan skala intensitas VI MMI, Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, dan Padang dengan skala intensitas V MMI.
Sempat terjadi lima kali gempa susulan hingga pukul 04.00 WIB dengan magnitudo terbesar M 4,6.