Selasa 25 Apr 2023 14:50 WIB

Perencana Keuangan: THR Anak Sebaiknya Ditempatkan Instrumen Reksa Dana

Selain reksa dana, uang THR anak juga bisa disimpan ke instrumen obligasi.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Warga menunjukan uang pecahan baru di area Parkir Timur Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Ahad (9/4/2023). Pemberian THR sebagai bentuk berbagi kebahagiaan kepada anak-anak saudara, tetangga dan anak-anak sudah menjadi tradisi momen lebaran.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga menunjukan uang pecahan baru di area Parkir Timur Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Ahad (9/4/2023). Pemberian THR sebagai bentuk berbagi kebahagiaan kepada anak-anak saudara, tetangga dan anak-anak sudah menjadi tradisi momen lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberian THR sebagai bentuk berbagi kebahagiaan kepada anak-anak saudara, tetangga dan anak-anak sudah menjadi tradisi momen lebaran. Bagi anak-anak, tentu memperoleh uang lebaran menjadi kebahagiaan tersendiri. Apalagi biasanya mereka akan menggunakan uang tersebut beragam tujuan berbeda.

Perencana Keuangan Melvin Mumpuni menyebut sebagian besar bagi anak-anak membelikan keperluan dan keinginan seperti mainan untuk membelanjakan THR.

Baca Juga

"THR anak sebagian ya dipake buat keperluan anak, misal anak mau beli mainan, dan lain-lain," ujarnya ketika dihubungi Republika, Selasa (25/4/2023).

Menurut Melvin sebagian THR anak-anak juga disimpan orang tuanya. Sebaiknya, uang THR anak yang akan digunakan sebagai dana pendidikan, dibelikan reksa dana, obligasi pemerintah bahkan saham-saham blue chip.

"Sebagian disimpan buat pendidikan anak, bisa reksa dana, obligasi pemerintah atau saham-saham blue chip yang rutin bagi dividen," ucapnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement