Selasa 25 Apr 2023 15:21 WIB

Wasekjen MUI: Kok Tiba-Tiba Ada yang Terusik dengan Keberadaan Muhammadiyah?

Wasekjen MUI heran kok tiba-tiba ada yang terusik dengan keberadaan Muhammadiyah.

Rep: Fuji Eka Purnama/ Red: Bilal Ramadhan
Azrul Tanjung. Wasekjen MUI heran kok tiba-tiba ada yang terusik dengan keberadaan Muhammadiyah.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Azrul Tanjung. Wasekjen MUI heran kok tiba-tiba ada yang terusik dengan keberadaan Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegawai Negeri Sipil di Badan Riset dan Inovasi Nasional (PNS BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin pemilik akun AP Hasanuddin mengatakan di media sosial bahwa Muhammadiyah adalah musuh bersama dan mengancam warga Muhammadiyah.

Meski AP Hasanuddin sudah menyampaikan surat permohonan maaf kepada warga Muhammadiyah, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Azrul Tanjung, tetap meminta kepolisian memanggil AP Hasanuddin untuk dimintai keterangan. Sebab Indonesia adalah negara hukum.

Baca Juga

"Mengecam pernyataan Andi Pangerang Hasanuddin yang mengancam warga Muhammadiyah," kata Azrul kepada Republika, Selasa (25/4/2023).

Azrul yang juga Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah meminta polisi segera memanggil dan mengusut AP Hasanuddin karena sudah membuat resah dan berbuat onar.

Azrul menegaskan, selama ini tidak pernah ada masalah dengan perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan dan Idul Fithri di Tanah Air. Perbedaan adalah rahmat, selagi masih dalam kesamaan aqidah. Bahkan pemerintah, MUI dan berbagai ahli agama serta astronomi tidak pernah mempersoalkan perbedaan tersebut.

"Ini kok tiba-tiba ada orang yang tidak punya kapasitas kepanasan dengan perbedaan tersebut," ujar Azrul.

Azrul mengingatkan, Muhammadiyah organisasi besar dalam membangun peradaban di NKRI. Ratusan perguruan tinggi, panti asuhan, dan rumah sakit telah didirikan Muhammadiyah. Bahkan ribuan sekolah, masjid dan amal usaha lainnya ikut mencerdaskan anak bangsa.

Ia menambahkan, Muhammadiyah juga terlibat langsung dalam mendirikan Republik Indonesia. Presiden Soekarno dan Jenderal Soedirman adalah di antara kader Muhammadiyah yang terdepan dalam kemerdekaan RI.

"Kok ujuk-ujuk ada orang yang terusik dengan keberadaan Muhammadiyah. Pemerintah harus segera bertindak (menyikapi hal ini)," jelas Azrul.

Azrul juga meminta kepada warga Muhammadiyah untuk tidak tersulut emosi. Mari serahkan kasus ini ke ranah hukum karena negara Indonesia adalah negara hukum.

Sebelumnya, AP Hasanuddin mengancam Muhammadiyah melalui komentarnya di media sosial. Dia bahkan menyebut Muhammadiyah sebagai musuh bersama.

"Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih ego sektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan ego sektoral saja?" kata akun AP Hasanuddin.

Dia masih melanjutkan statusnya yang mengancam setelah berdebat dengan warganet lain. "Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata akun AP Hasanuddin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement