Selasa 25 Apr 2023 15:27 WIB

RM Hadea Tutup Setelah Dibuat Viral oleh Kader PSI, Giring Minta Maaf dan Kirim Utusan

Sigit merasa kena 'getok' karena membeli makanan dan minuman seharga Rp 155 ribu.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha meminta maaf atas kegaduhan yang dibuat oleh kader PSI, Sigit Widodo terkait tutupnya sebuah rumah makan di rest area. (ilustrasi)
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha meminta maaf atas kegaduhan yang dibuat oleh kader PSI, Sigit Widodo terkait tutupnya sebuah rumah makan di rest area. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha Djumaryo, meminta maaf atas permasalahan harga makanan di rest area Km 86 oleh juru bicara PSI, Sigit Widodo. Menurut dia, itu adalah kesalahpahaman antara Sigit dan pemilik RM Hadea.

"Saya selaku ketum PSI, mohon maaf atas kegaduhan dan kesalahpahaman antara Bro Sigit dan penjual," ujar Giring lewat keterangannya, Selasa (25/4/2023).

Baca Juga

Walaupun masalah tersebut adalah masalah pribadi, masalah tersebut membawa nama PSI. Maka itu, partai akan bertanggung jawab untuk menyelesaikan secara kekeluargaan.

"PSI akan mengirimkan utusan ke pihak pengelola rest area dan pemilik warung agar kita akhiri permasalahan secara kekeluargaan, tanpa perlu ada hukuman apa pun kepada pemilik warung," ujar Giring.

"Bagi PSI, pemberdayaan dan penguatan UMKM dan UKM adalah prioritas utama sebagai saka guru ekonomi kerakyatan," katanya.

Awal mula kasus itu berasal dari cicitan yang dibuat Sigit di akun Twitter, @sigitwid. Dia yang mau mudik dari rumah di BSD, Tangerang Selatan, Banten, ke Purwokerto, Jawa Tengah, melalui Tol Cipali mampir di rest area Km 86A.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement