REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto mengatakan, dirinya sudah mengikuti setidaknya empat proses pemilihan presiden (pilpres). Dari pengalamannya itu, setidaknya ada sejumlah kriteria bagi sosok yang ingin maju sebagai calon presiden (capres).
"Paling tidak dia, pertama harus punya pengalaman yang lengkap. Punya kesetiaan terhadap NKRI, Pancasila," ujar Wiranto di kediamannya, Jakarta, Selasa (25/4/2023).
Kriteria selanjutnya, sosok tersebut harus memahami betul persoalan domestik dan internasional. Selanjutnya, orang tersebut harus mampu dan mau membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.
"Mampu untuk melaksanakan itu ya, mampu belum cukup, harus mau. Kadang orang mampu, tapi tidak mau, harus seperti itu," ujar Wiranto.
Satu kriteria yang terpenting baginya adalah mampu melanjutkan pembangunan pemerintahan sebelumnya. Dalam hal ini adalah melanjutkan program dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Dengan demikian kesinambungan pembangunan paham betul apa yang perlu ditambahkan, disempurnakan sebagainya," ujar mantan ketua umum Partai Hanura itu.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para calon presiden dan calon wakil presiden di pemilu 2024 agar bersama-sama menjaga kondusivitas dan situasi politik tetap adem. Sebab, situasi di dunia saat ini sedang tidak normal dan menghadapi berbagai tantangan yang berat.
"Saya titip dalam kondisi dunia yang sangat rentan seperti ini, kita harus semua menjaga agar kondusivitas, situasi politik itu tetap adem kalau bisa, kalau gak bisa paling banter ya anget tapi jangan panas," ujar Jokowi dalam sambutannya di Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) XVII, Surakarta, Senin (12/11/2023).
Lebih lanjut, Jokowi juga menegaskan agar para capres dan cawapres mampu membawa suasana politik tetap kondusif. Ia pun mempersilakan agar para calon untuk menyampaikan ide dan gagasannya dalam memimpin bangsa Indonesia. Namun, dalam menyampaikan ide dan gagasannya, para capres dan cawapres diminta agar tidak membawa-bawa politik SARA.
“Debat silakan, debat gagasan, debat ide membawa negara ini lebih baik silakan, tapi jangan sampai panas,” ujarnya.