Oleh : Prof Ema Utami*
REPUBLIKA.CO.ID, Seperti yang telah diperkirakan oleh berbagai kalangan bahwa penetapan Hari Raya Idul Fitri 1444 H diwarnai dengan perbedaan hari. Sebagian umat Muslim ada yang merayakan Idul Fitri 1444 H pada Jumat (21/04/2023) dan sebagian yang lain pada Sabtu (22/04/2023).
Perbedaan penetapan hari raya umat Muslim di 2023 diwarnai dengan berbagai perdebatan dan komentar, khususnya di media sosial. Perbedaan pendapat mengenai penetapan Hari Raya Idul Fitri 1444 H yang terjadi di tahun ini cukup terasa panasnya dengan berbagai adu komentar di media sosial yang bahkan telah menjadi pemberitaan dalam skala nasional.
Selain panasnya adu komentar mengenai perbedaan pendapat penetapan Hari Raya Idul Fitri 1444 H, penetapan salah satu calon presiden (capres) untuk Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) Indonesia 2024 juga menghangatkan suhu politik di Indonesia. Penetapan Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDI Perjuangan pada Jumat (21/04/2023) yang lalu, menyusul Anies Baswedan yang telah lebih dahulu dideklarasikan sebagai capres 2024-2029 di Pilpres 2024.
Penetapan capres tersebut menjadi salah satu topik perbincangan yang semakin menghangat, menggantikan polemik perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri 1444 H yang mulai mendingin beritanya. Tidak dimungkiri bahwa semakin dekatnya pesta demokrasi Pemilu 2024, maka atraksi dan akrobat di bidang politik diperkirakan akan semakin banyak terjadi di hari-hari mendatang dan akan memanaskan suhu politik di Indonesia.
Selain panasnya perdebatan penetapan Hari Raya Idul Fitri 1444 H dan semakin hangatnya suhu politik di Indonesia, negara-negara di kawasan Asia Selatan akhir-akhir ini sedang mengalami serangan gelombang panas ekstrem. Di kota Kumarkhali, Kushtia, Bangladesh, pada 17 April 2023 tercatat panasnya mencapai 51,2 derajat Celcius.
Pada tanggal yang sama, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan informasi bahwa Tangerang Selatan mencatatkan sebagai daerah paling panas se-Indonesia dengan suhu tercatat 37,2 derajat Celcius. Suhu tersebut tentu saja masih di bawah dari daerah di delapan negara Asia Selatan, yaitu Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, India, Maldives, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka.
Berbagai tangkapan foto dan video di beberapa media memberitakan bagaimana keadaan dari negara-negara yang sedang dilanda gelombang panas ekstrem tersebut. Adanya jalan beraspal yang meleleh sehingga menyulitkan pengendara motor dan pejalan kaki merupakan salah satu gambar dan video yang dibagikan.
Penyebab terjadinya gelombang panas ekstrem yang melanda Asia Selatan pada tahun ini telah disampaikan dalam berbagai berita, khususnya bersumber dari BMKG. Selain dari gerak semu rutin matahari yang terjadi dalam setiap tahun, trend peningkatan pemanasan global, dan terjadinya perubahan iklim diperkirakan menjadi penyebab lainnya.
Cepatnya data dan informasi dari berbagai belahan dunia dikabarkan, seperti keadaan negara-negara Asia Selatan yang dilanda gelombang panas ekstrem tersebut merupakan salah satu dampak positif dari adanya kemajuan teknologi. Namun demikian tidak dimungkiri bahwa kemajuan teknologi pula yang ditengarai memiliki peran dalam terjadinya pemanasan global.
Bagaimana mengembangkan teknologi dengan meminimalkan terjadinya dampak negatif tentu harus menjadi pemahaman bersama, khususnya bagi para peneliti. Selain memiliki kompetensi dan kualitas mumpuni, nilai-nilai dalam integritas akademik terutama yang terkait dengan kebenaran, keadilan, dan kejujuran harus dijunjung tinggi oleh mereka yang berkecimpung dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hasil dari penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat menjadi embun yang sejuk dan memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia serta lingkungan tentu menjadi harapan bersama. Kembali pada peran manusia, baik sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi, penentu kebijakan, maupun pengguna dari kemajuan teknologi menjadi salah satu penentu dari dampak yang akan dihasilkan.
Kemudahan mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia saat ini semoga dapat menjadikan pelajaran bersama seperti yang diisyaratkan dalam ayat 41-42 dari surat Ar-Rum, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” Wallahu a’lam.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H, mohon maaf lahir dan batin, semoga hari raya tahun ini dapat menjadi awal yang baru dalam upaya terus melakukan perbaikan diri dan peningkatan kualitas hidup.
* Wakil Direktur Pascasarjana Universitas Amikom Yogyakarta