REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terkait ketidaklaziman yang dilakukan Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Ketua Umum Al Washliyah Masyhuril Khamis turut angkat bicara.
Menurut dia, berbagai persoalan Al Zaytun sejak dulu sudah ada, namun jawabannya tidak pernah tuntas dan serius dituntaskan. Dia mengatakan sebaiknya para pihak yang terlibat segera turun melakukan tabayyun atau mengutus tim untuk melakukan klarifikasi. Ini agar umat tidak salah dalam memandang Al Zaytun atau kegiatan pendidikannya.
"Bila sudah ada izin operasionalnya tentunya sudah clear persoalannya. Yang perlu diingat kurikulum boleh jadi sesuai regulasi dan aturan yang ada, namun harus diingat jika ada doktrin-doktrin tertentu, biasanya tidak dituliskan. Karena itu diperlukan monev (monitoring dan evaluasi) serius. Bila perlu tim pemantau dapat dibentuk," ujar dia kepada Republika.co.id, Rabu (26/4/2023).
Ustadz Masyhuril menyarankan agar calon wali santri yang ingin menitipkan anaknya di pesantren tentu lebih serius mencari informasi yang valid tentang pesantren tersebut. Calon wali santri hendaknya bertanya, melihat langsung dan meminta masukan orang-orang yang paham pesantren sehingga tidak salah memilih pesantren apalagi dengan indikasi tidak sesuai syariat Islam dalam aqidahnya.
Sebelumnya, jagat dunia maya dihebohkan dengan unggahan akun Instagram @kepanitiaanalzaytun. Dalam foto yang diunggah akun dengan bio 'Ini adalah akun resmi Kepanitiaan Al Zaytun' memberitakan berbagai kegiatan acara di Ma'had Al Zaytun, Indonesia'. Unggahan foto sholat Idul Fitri pada Sabtu (22/4/2023) memicu kontroversi.
Pasalnya, selain shaf jamaah dibuat berjarak, juga ada jamaah perempuan di posisi paling depan di antara laki-laki. Ribuan warganet pun akhirnya heboh dengan meninggalkan komentar di unggahan tersebut.
"Kegiatan perayaan Id Al Fithri di Masjid Rahmatan Lil Alamin Al-Zaytun-Indonesia," demikian keterangan takarir tersebut dikutip Republika.co.id di Jakarta, Ahad (23/4/2023).