REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Citibank, NA Indonesia (Citi Indonesia) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,4 triliun pada tahun 2022. Nilai ini meningkat sebesar 28 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy).
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh lebih rendahnya biaya cadangan kerugian penurunan nilai kredit di lini institutional banking serta peningkatan pendapatan bunga bersih yang diimbangi dengan lebih besarnya beban pajak.
"Kami terus menunjukkan kinerja keuangan yang kuat di sepanjang tahun 2022 di tengah tantangan ekonomi global karena volatilitas yang tinggi, kenaikan suku bunga, dan perubahan tren pasar," ujar CEO Citi Indonesia Batara Sianturi dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu (26/4/2023).
Selain peningkatan laba bersih, Batara mengungkapkan kualitas aset Citibank membaik, sehingga menjadi bukti atas ketahanan dan kemampuan kami untuk beradaptasi. Ke depan, Citi akan terus fokus untuk menjalankan strategi bisnis, mengelola risiko dengan bijak, serta memberikan nilai bagi klien dan nasabah.
Total aset Citi Indonesia pada tahun lalu tercatat meningkat sebesar 15,4 persen (yoy) menjadi Rp 98 triliun terutama ditopang oleh kenaikan dana pihak ketiga (DPK), yang tumbuh sebesar 15,6 persen (yoy),
Citi Indonesia juga terus menjaga likuiditas bank dan modal yang kokoh dengan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 27,5 persen.
Sementara itu, kata dia lagi, Citibank mencatatkan rasio kredit macet bruto alias gross Non-Performing Loan (NPL) sebesar 3 persen atau membaik dari 3,29 persen di tahun sebelumnya. Dengan demikian, kualitas portofolio kredit tetap dalam kondisi baik dengan penerapan asas kehati-hatian dalam manajemen risiko untuk mengelola dampak dari pandemi.
Selain itu, Citibank terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian penurunan nilai kredit dengan pencapaian rasio NPL neto yang lebih rendah, yakni dari 0,46 persen pada 2021 menjadi 0,08 persen pada 2022.
Pada lini institutional clients group, Citi terus menyediakan layanan dan solusi end-to-end kepada para klien perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, dan sektor publik. Di tahun 2022, jumlah kredit institutional group mencapai Rp 30,7 triliun.