Rabu 26 Apr 2023 16:55 WIB

Wapres Kumpulkan Menteri Hingga Panglima TNI dan Kapolri Bahas Situasi Papua

Maruf Amin meminta pendekatan kesejahteraan tetap dikedepankan untuk Papua.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
FILE - Dalam foto tak bertanggal ini dirilis oleh Tentara Pembebasan Papua Barat, sayap bersenjata dari Gerakan Papua Merdeka, pemberontak separatis Papua berpose untuk foto dengan seorang pria yang mereka katakan adalah pilot Selandia Baru Phillip Mark Mehrtens yang mereka sandera minggu lalu, di sebuah lokasi yang dirahasiakan di provinsi Papua, Indonesia. Pemberontak separatis di wilayah Papua yang bergolak di Indonesia merilis sebuah video pada hari Rabu, 26 April, yang memperlihatkan pilot Selandia Baru yang mereka sandera pada bulan Februari dengan mengatakan bahwa serangan militer Indonesia baru-baru ini mengancam keselamatannya.
Foto: West Papua Liberation Army via AP, File
FILE - Dalam foto tak bertanggal ini dirilis oleh Tentara Pembebasan Papua Barat, sayap bersenjata dari Gerakan Papua Merdeka, pemberontak separatis Papua berpose untuk foto dengan seorang pria yang mereka katakan adalah pilot Selandia Baru Phillip Mark Mehrtens yang mereka sandera minggu lalu, di sebuah lokasi yang dirahasiakan di provinsi Papua, Indonesia. Pemberontak separatis di wilayah Papua yang bergolak di Indonesia merilis sebuah video pada hari Rabu, 26 April, yang memperlihatkan pilot Selandia Baru yang mereka sandera pada bulan Februari dengan mengatakan bahwa serangan militer Indonesia baru-baru ini mengancam keselamatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengumpulkan para menteri, Panglima TNI, hingga Kapolri untuk membahas situasi keamanan Papua di Istana Wapres, Jakarta, Rabu (26/4/2023). Dalam pembukaan rapat, Wapres menyinggung kondisi keamanan Papua yang saat ini sudah ditetapkan siaga tempur.

Hal ini setelah gugurnya sejumlah prajurit TNI dalam misi penyelamatan pilot Kapten Philip Marten oleh kelompok kriminal bersenjata. "Soal sudah ada yang gugur dalam operasi dan Panglima TNI sudah menetapkan siaga tempur, saya ingin mendengarkan apa yang sudah dilakukan," ujar Ma'ruf, Rabu (26/4/2023).

Baca Juga

Menteri yang turut hadir dalam rapat terkait Papua ini diantaranya Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Ma'ruf berpesan agar dilakukan penanganan tepat dalam mengatasi masalah pembebasan sandera di Papua. Dia juga meminta agar pendekatan kesejahteraan tetap dikedepankan dalam menangani Papua.

"Kemudian juga kelola komunikasi dan dilakukan strategi tepat formulasi penanganan. Dalam rapat ini saya ingin mendengar perkembangan terakhir dari (sandera)," kata Ma'ruf yang juga Ketua Badan Pengarah Percepatan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) atau disebut Badan Pengarah Papua (BPP) tersebut.

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono meningkatkan operasi di daerah rawan konflik di Papua menjadi siaga tempur darat. Tindakan ini terutama untuk melawan serangan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Tentunya dengan kondisi yang seperti ini, khususnya di wilayah tertentu ya, kita ubah menjadi operasi siaga tempur. Jadi kalau di TNI itu di Natuna itu ada operasi siaga tempur laut, kalau di sini (Papua) ada operasi siaga tempur darat. Artinya ditingkatkan," kata Yudo di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua, Selasa (18/4/2023).

Yudo menjelaskan, peningkatan status operasi ini menyusul adanya serangan KKB terhadap personel TNI di Mugi-Mam, Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023). Dia menyebut, dengan status siaga tempur, para prajurit diharapkan bisa siap menghadapi dan melawan jika terjadi penyerangan dari KKB. Sebanyak lima prajurit TNI dari Satgas Yonif Raider 321/GT meninggal dunia akibat serangan KKB di pos militer.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement